Minggu, Juni 03, 2012

Bagaimana Kita Bersikap?

Ada sebuah kisah singkat tentang sebuah keluarga yang terdiri dari seorang Ayah dan dua orang anaknya.
Alkisah, hiduplah sebuah keluarga sederhana yang bertahan hidup dengan mencari sarang lebah berisi madu di hutan. Suatu ketika, sang ayah jatuh sakit karena terlalu lelah bekerja. Oleh karena itu, sang ayah meminta tolong kepada kedua anaknya untuk membantunya mencari sarang madu agar pada hari itu mereka tetap dapat makan dan bertahan hidup. Anaknya yang sulung setuju untuk membantunya, namun kenyataannya dia tidak pergi untuk mencari sarang madu. Sedangkan anaknya yang lain, tidak mau untuk membantunya, tetapi setelah itu, dia menyesal kemudian pergi untuk membantu ayahnya itu.

Apa yang kita dapatkan dari cerita singkat di atas? Apa yang sebenarnya ingin disampaikan dari cerita tersebut? Mana lebih baik, berbicara tanpa melakukannya atau menyesal kemudian melakukannya? Beberapa pertanyaan refleksi yang patut kita renungkan dan akan membawa kita kepada sebuah kesimpulan tentang bagaimana kita bersikap dalam kehidupan ini. Tuhan telah merencanakan hidup luar biasa bagi kita. Tuhan juga telah membukakan jalan terbaik untuk kita. Maka, kita harus peka terhadap jalan dan rencana Tuhan itu.
Tong Kosong Nyaring Bunyinya. Sebuah ungkapan yang telah digunakan sejak lama untuk mengungkapkan bagaimana manusia sebaiknya lebih banyak berbuat daripada berbicara. Orang yang bisa menyenangkan hanya dengan pembicaraan namun tidak diikuti dengan tindakan yang konkret, seperti yang dikisahkan oleh anak sulung, merupakan sebuah perbuatan yang tidak ada baiknya. Lebih baik menolak, daripada diam-diam berbuat jahat di belakang. Hal ini juga ingin menunjukkan kepada kita manusia, bahwa segala permohonan dan keinginan kita tidak bisa dikabulkan hanya dengan berdoa saja, tetapi juga usaha. Usaha yang membawa kita untuk semakina mewujudkan keinginan kita itu. Usaha tersebut, dibantu dengan kekuatan doa yang kita daraskan secara sungguh-sungguh, maka keinginan kita bisa tercapai.
Sebuah sikap lain yang ditunjukkan oleh anaknya yang lain. Sebuah sikap pertobatan sejati yang patut diacungi jempol. Dalam hidup ini, manusia mungkin bisa melakukan salah. Karena sebuah pepatah pernah mengatakan bahwa tiada gading yang tak retak. Sebuah ungkapan yang memiliki arti bahwa tidak ada seorang manusia pun yang sempurna. Oleh karena itu, merupakan sebuah hal yang lumrah dan wajar ketika manusia melakukan kesalahan. Namun, kesalahan yang dilakukan itu tidaklah menjadi suatu hal yang cukup penting. Yang paling penting dibalik semua itu adalah suatu sikap tobat dan penyesalan atas apa yang telah diperbuat itu. Namun, perlu kita garis bawahi juga bahwa pertobatan sejati adalah melakukan penyesalan dan tidak melakukan hal yang sama, bahkan melakukan hal yang sebaliknya dari apa yang kita lakukan mulanya.
Ini adalah sebuah refleksi minggu ini yang bisa saya berikan, tentang bagaimana kita sebaiknya bersikap.

mUtiy@ra ciNt4

~Sungguh menyakitkan mencintai seseorang yang tidak mencintaimu, tetapi lebih menyakitkan adalah
mencintai seseorang dan kamu tidak pernah memiliki keberanian untuk menyatakan cintamu kepadanya.

~Cinta kepada harta artinya bakhil, cinta kepada perempuan artinya alam, cinta kepada diri artinya bijaksana,
cinta kepada mati artinya hidup dan cinta kepada Tuhan artinya Takwa.

~Bercinta memang mudah, untuk dicintai juga memang mudah. Tapi untuk dicintai oleh orang yang kita cintai
itulah yang sukar diperoleh.