Kamis, Mei 03, 2012

IBD


MANUSIA DAN PENDERITAAN
Makalah Ini Kami Susun Untuk Memenuhi Tugas Ilmu Pendidikan Islam



Dosen Pengampu:
Muh. Fahmul Iltiham, M. H

Disusun Oleh:
Kelompok I
2011.86.01.0001
2011.86.01.0010
2011.86.01.0020
2011.86.01.0033

Anik Faizatul N. H.
Jamaluddin
Aminatus S.
Ade Lailatul Q.

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS YUDHARTA PASURUAN
2012



KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan makalah ini yang alhamdulillah tepat pada waktunya yang berjudul “MANUSIA dan PENDERITAAN”.
Makalah ini berisikan tentang Definisi Penderitaan, Hubungan Manusia dengan Penderitaan, dan yang berkaitan dengannya. Diharapkan makalah ini dapat memberikan informasi kepada kita semua tentang Konsep Budaya Dasar.
Kami menyadari bahwa Makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam penyusunan Makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT senantiasa meridhai segala usaha kita. Amin…

Sengonagung, 28 April 2012

Penyusun





DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ..............................................................................................................  i
DAFTAR ISI ............................................................................................................................  ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ............................................................................................................  1
B. Rumusan Masalah .......................................................................................................  1
C. Tujuan Penulisan Makalah ...........................................................................................  2
BAB II PEMBAHASAN
A. Definisi Penderitaan ....................................................................................................  3
B. Hubungan manusia dengan penderitaan .....................................................................  6
C. Sumber penderitaan .....................................................................................................  7
D. Pengaruh dari penderitaan yang dihadapi manusia .....................................................  8
BAB III ANALISA
Ø  Penderitaan Rakyat Indonesia .......................................................................................  13
Ø  TKW Brebes Disiksa Majikan di Arab Saudi ................................................................  14
BAB IV PENUTUP
Ø  Kesimpulan ....................................................................................................................  16
Ø  Saran ..............................................................................................................................  16
DAFTAR PUSTAKA
 
BAB I
PENDAHULUAN
A.           Latar Belakang
Dalam kajian ilmu budaya dasar, pembahasannya tidak jauh dari masalah-masalah kemanusiaan dan budaya. Dan pada pembahasan kali ini kami akan mengupas tentang hubungan manusia dan penderitaan.
Manusia di dunia ini dihadapkan pada dua ujian, yakni; ujian yang menggembirakan dan ujian yang menyusahkan. Hal tersebut berupa rintangan yang menguji manusia dalam tahap kehidupan manusia. Apabila manusia mampu menyelesaikannya dengan baik, maka ia akan mendapatkan kebahagiaan abadi. Namun sebaliknya, jika ia tidak mampu menyelesaikan, penderitaan akan selalu menghantuinya.
Pepatah mengatakan “roda dunia selalu berputar”. Begitulah kehidupan manusia, dua dimensi yang selalu terkait yang silih berganti tejadi dalam kehidupan manusia. Habis susah ada senang dan habis senang ada susah. Manusia selalu untuk berusaha menjadi lebih baik. Manusia perlu menjalani proses di dunia ini untuk mencari bekal untuk akherat  dengan menjalani suka duka yang ada di dunia.
Dengan ini manusia dituntut untuk meningkatkan keimanan terhadap Tuhannya baik dalam keadaan suka maupun duka. Manusia sepatutnya bukan mengeluh dan meratapi penderitaan. Melainkan harus bangkit mengolah penderitaan menjadi sesuatu yang bernilai lebih berharga. Dan terus belajar menelusuri kehidupan karena ada  hikmah dibalik penderitaan.
B.            Rumusan Masalah
Dari latar belakang yang kami uraikan di atas, maka dapat kita rumuskan sebagai berikut:
1.    Apakah yang dimaksud dengan penderitaan?
2.    Apa hubungan manusia dengan penderitaan?
3.    Bersumber dari manakah penderitaan?
4.    Apa pengaruh dari penderitaan yang di hadapi manusia?
C.            Tujuan Penulisan Makalah
Adapun tujuan dilakukannya penulisan makalah ini adalah agar mahasiswa mampu mengetahui:
1.    Definisi penderitaan
2.    Hubungan manusia dengan penderitaan
3.    Sumber penderitaan
4.    Pengaruh dari penderitaan yang dihadapi manusia


BAB II
PEMBAHASAN
A.         Definisi Penderitaan
pen.de.ri.ta.an [n] keadaan yg menyedihkan yg harus ditanggung; penanggungan: aku tidak tega melihat ~ pengungsi[1].
Penderitaan termasuk realita dunia dan manusia. Intensitas penderitaan bertingkat-tingkat, ada yang berat dan ada juga yang ringan. Namun, peranan individu juga menentukan berat-tidaknya intensitas penderitaan. Suatu peristiwa yang dianggap penderitaan bagi seseorang belum tentu juga dianggap penderitaan bagi orang lain. Bahkan suatu penderitaan dapat dijadikan sebuah energi untuk bangkit bagi seseorang, atau sebagai langkah awal untuk mencapai kenikmatan atau kebahagiaan[2].
Penderitaan dapat berupa siksaan, kekalutan jiwa atau bisa dibilang frustasi, dan perjuangan.
Ø  Siksaan
Dapat diartikan sebagai siksaan badan atau jasmani dan dapat juga berupa siksaan jiwa atau rohani.Akibat siksaan yang dialami seseorang, timbullah penderitaan. Siksaan yang sifatnya psikis. Misalnya; kebimbangan, kesepian, dan ketakutan.
Kebimbangan dialami oleh seseorang bila pada suatu saat dia tidak dapat menentukan pilihan yang akan diambil. Contohnya, siksaan yang sering dialami oleh seseorang ketika pada suatu saat dihadapkan pada dua pilihan. Dan dia tak dapat menentukan pilihannya. Dalam keadaan yang tak menentu inilah seseorang akan merasa sangat tersiksa batinnya. Begitu juga dengan rasa kesepian dan ketakutan. Kedua hal ini akan sangat menyiksa batin.
Ø  Frustasi
Frustasi adalah gangguan kejiwaan akibat ketidakmampuan seseorang menghadapi persoalan yang harus diatasi sehingga yang bersangkutan bertingkah kurang wajar. Gejala dari frustasi umumnya anak selalu merasa tidak puas, kesal dan bingung. Selain itu depresi juga merupakan salah satu unsur gejala yang utama dari frustasi. Dimana depresi merupakan suatu reaksi yang dapat menyebabkan seseorang jatuh ke dalam keadaan depresi, biasanya diawali dengan perasaan kecewa, sedih atau kesal[5].
Frustasi memiliki dua sisi[7].
1.      Frustasi adalah fakta tidak tercapainya harapan yang diinginkan.
2.      Frustasi adalah perasaan dan emosi yang menyertai fakta tersebut.
Misalnya anda mengalami suatu kegagalan dalam bercinta, dimana kekasih yang selama ini anda cintai telah meninggalkan anda dengan membawa seribu kenangan yang tidak dapat anda lupakan begitu saja. Atau mungkin gagal dalam menempuh studi anda di bangku sekolah, yang karena sesuatu sebab anda harus drop-out dan tidak dapat melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi seperti yang anda cita-citakan selama ini.
Ø  Manusia bekerja keras untuk dapat melansungkan hidup dengan perjuangan menghadapi berbagai penderitan yang menimpanya di dunia ini.
Akibat penderitaan yang bermacam-macam manusia dapat mengambil hikmah dari suatu penderitaan yang dialami. Namun, adapula akibat penderitaan yang menyebabkan kegelapan dalam kehidupan.
Mengenai contoh penderitaan yang dapat memberikan hikmah, kali ini kami akan mencontohkan seseorang yang bernama Ippho Santosa, yang lebih akrab dengan sebutan Right. Sejak kecil sudah sakit-sakitan. Bahkan saat SD ia pernah tidak masuk selama 1 bulan. Hingga ia menginjak SMA kondisinya masih lemah. Bahkan ia juga murid terbodoh pada pelajaran B. Inggris. Tidak cukup sampai di situ. Keuangan keluarganya sangat pas-pasan. Dan ketika ia merantau kuliyah, ayah tercinta meninggal dunia. Namun ia tak lantas patah semangat untuk melanjutkan hidup di dunia yang kejam ini. Begitu ia beranjak remaja, ia pun berniat, berhasrat, dan bertekat untuk berubah. Benar-benar berubah!.
Berkat pertolongan dari Tuhan Yang Maha Kuasa dan perjuangannya. Subhanallah, Kini publik mengenalnya sebagai[3]:
·       Pakar otak kanan.
·       Penulis mega-bestseller (masuk MURI).
·       Pembicara internasional (sampai di Hong Kong, Jepang, dan Australia).
·       Pendiri ratusan cabang TK Khalifah dan Kaia Clothing.
Buku-buku terbaiknya adalah[3]:
·       7 Keajaiban Rezeki: Rezeki Bertambah Nasib Berubah Dalam 99 Hari Dengan Otak Kanan (buku terlaris dan seminar terbesar 2010-2011 se-Indonesia)
·       Percepatan Rezeki Dalam 40 Hari Dengan Otak Kanan.
·       Hanya 2 Menit, Anda Bisa Tahu Potensi Rezeki Anda.
·       10 Jurus Terlarang! Kok Masih Mau Bersaing Cara Biasa?
·       13 Wasiat Terlarang! Dahsyat dengan Otak Kanan!
·       Marketing is Bullshit… Meledakkan Profit dengan Otak Kanan.
Seperti itulah, Penderitaan akan dialami oleh semua orang, hal itu sudah merupakan resiko hidup. Tuhan memberikan kesenangan atau kebahagiaan kepada umatnya, tetapi juga memberikan penderitaan atau kesedihan yang kadang-kadang bermakna agar manusia sadar untuk tidak memalingkan dariNya. Untuk itu pada umumnya manusia telah diberikan tanda atau wangsit sebelumnya, hanya saja mampukah manusia menangkap atau tanggap terhadap peringatan yang diberikanNya. Tanda atau wangsit dapat berupa mimpi atau mengetahui melalui membaca koran tentang terjadinya penderitaan.
Dalam surat Al insyiqoq : 6
$ygƒr'¯»tƒ ß`»|¡RM}$# y7¨RÎ) îyÏŠ%x. 4n<Î) y7În/u %[nôx. ÏmŠÉ)»n=ßJsù ÇÏÈ
Hai manusia, Sesungguhnya kamu Telah bekerja dengan sungguh-sungguh menuju Tuhanmu, Maka pasti kamu akan menemui-Nya[1].
dinyatakan manusia ialah mahluk yang hidupnya penuh perjuangan artinya bahwa manusia harus bekerja keras untuk dapat melangsungkan hidupnya. Untuk melangsungkan hidup ini manusia harus menghadapi alam (menaklukan alam) menghadapi masyarakat sekelilingnya dan tidak boleh lupa untuk taqwa terhadap Tuhan. Apabila manusia melalaikan salah satu darinya/kurang sungguh menghadapinya maka akibatnya manusia akan menderita.
Dengan mempelajari berbagai kasus penderitaan manusia berarti telah mempelajari sikap, nilai, harga diri, ketamakan, kesombongan orang dan sebagainya. Semuanya itu bermanfaat untuk memperdalam dan sebagainya. Semuanya itu bermanfaat untuk memperdalam dan memperluas presepsi, tanggapan, wawasan, dan penalaran bagi yang mempelajarinya[4].
B.         Hubungan Manusia dengan Penderitaan
Manusia adalah makhluk social yang mengalami bermacam-macam liku kehidupan. Dimana di dalam pemenuhan kebutuhan hidupnya akan selalu tergantung dengan manusia yang lain. Perlu di pahami mahluk hidup selalu membutuhkan pembaharuan dalam diri, seperti memerlukan bahan pangan untuk kelangsungan hidup, membutuh air dan udara. Dan membutuhkan penyegaran rohani berupa ketenangan. Apa bila tidak terpenuhi manusia akan mengalami penderitaan. Dan bila sengaja tidak di penuhi manusia telah melakukang penganiayaan. Namun bila hasrat menjadi patokan untuk selalu di penuhi akan membawa pada kesesatan yang berujung pada penderitaan kekal di akhirat.
Dalam ushanya untuk hidup, manusia sering mengalami kegagalan, entah kegagalan dalam belajar, berkarya, bergaul ataupun kegagalan dalam bercinta. Dalam menghadapi kegagalan tersebut, tergantung dari manusianya sendiri. Ada yang mempersiapkan segala sesuatunya termasuk kegagalan tersebut, sehingga orang tersebut tidak terlalu kecewa dengan hasil perbuatannya itu[5].
Manusia sebagai mahluk yang berakal dan berfikir, tidak hanya menggunakan insting namun juga pemikirannya dan perasaanya. Tidak hanya naluri namun juga nurani.
Manusia memerlukan rasa aman agar dirinya terhidar dari penyiksaan. Karena bila tidak dapat memenuhi rasa aman manusia akan mengalami rasa sakit. Manusia selau berusaha memahami kehendak Allah, karena bila hanya memenuhi kehendak untuk mencapai hasrat, walau tidak menderita didunia, namun sikap memenuhi kehendak hanya akan membawa pada pintu-pintu kesesatan dan membawa pada penyiksaan didalam neraka.
Manusia didunia melakukan kenikmatan berlebihan akan membawa pada penderitaan dan rasa sakit. Muncul penyakit jasmani juga terkadang muncul dari penyakit rohani. Manusia mendapat penyiksaan di dunia agar kembali pada jalan Allah dan menyadari kesalahanya. Namun bila manusia tidak menyadari malah semakin menjauhkan diri maka akan membawa pada pederitaan di akhirat[2].
Banyak yang salah kaprah dalam menyikapi penderitaan. Ada yang mengangap sebagai menikmati rasa sakit sehingga tidak beranjak dari kesesatan. Sangat terlihat penderitaan memiliki kaitan dengan kehidupan manusia berupa siksaan, kemudian rasa sakit, yang terkadang membuat manusia mengalami kekalutan mental. Apa bila manusia tidak mampu melewati proses tersebut dengan ketabahan, di akherat kelak dapat menggiring manusia pada penyiksaan yang pedih di dalam neraka.
C.         Sumber Penderitaan
1.             Hakikat Manusia
Pada hakikatnya, manusia adalah makhluk hidup yang memiliki kepribadian yang tersusun dari perpaduan dan saling hubungan dan pengaruh mempengaruhi antat unsur-unsur jasmani dan rohani[4].
2.             Dorongan Memenuhi Kebutuhan
Untuk mempertahankan keberadaan serta kehidupannya, manusia dituntut untuk memenuhi kebutuhannya, baik kebutuhan fisik, psikis, maupun kebutuhan social. Di dalam kebutuhan ini nafsu memegang peranan penting. Nafsu atau dorongan ini cenderung untuk menuntut dipenuhinya kepuasan atau keinginan.
Dalam rangka pemenuhan kebutuhan ini mungkin saja terjadi bahwa tujuan, ialah sesuatu yang dibutuhkan atau diingini, dapat tecapai sesuai dengan yang dikehendakinya.
Jika tujuan yang diingini tercapai maka yang didapat adalah kebahagiaan dan kepuasan. Namun sebaliknya, jika keinginan itu tidak tercapai, maka yang didapat adalah penyesalan, kesedihan, bahkan penderitaan.
Semakin dekat dengan tujuan yang dicapai, semakin dalam perasaan gembira itu. Apabila semakin jauh dengan tujuan itu, maka penderitaan itupun juga semakin dalam[4].
Sumber-Sumber Penderitaan lain yang Dapat Kita Pahami, adalah sebagai berikut[6]:
·           Penderitaan yang disebabkan oleh dosa
·           Penderitaan yang disebabkan oleh kesalahan perseorangan
·           Penderitaan yang disebabkan oleh kesalahan bersama
·           Penderitaan bersama
·           Penderitaan yang disebabkan oleh musuh-musuh kita
·           Penderitaan yang disebabkan oleh kesalahan-kesalahan
Sedangkan Sumber-Sumber Penderitaan Yang Tidak Kita Pahami[6]:
·           Peruntungan atau nasip
·           Kecelakaan-kecelakaan
·           Takdir Allah
D.         Pengaruh dari Penderitaan yang Dihadapi Manusia
Orang yang mengalami penderitaan mungkin akan memperoleh pengaruh bermacam-macam sikap dalam dirinya. Sikap yang timbul dapat berupa sikap positif ataupun sikap negatif. Sikap negatif misalnya penyesalan karena tidak bahagia, sikap kecewa, putus asa, ingin bunuh diri. Sikap ini diungkapkan dalam peribahasa "sesal dahulu pendapatan, sesal kemudian tak berguna", "nasi sudah menjadi bubur". Kelanjutan dari sikap negatif ini dapat timbul sikap anti, misalnya anti kawin atau tidak mau kawin, tidak punya gairah hidup.
Sikap positif yaitu sikap optimis mengatasi penderitaan hidup, bahwa hidup bukan rangkaian penderitaan, melainkan perjuangan membebaskan diri dan penderitaan, dan penderitaan itu adalah hanya bagian dan kehidupan. Sikap positif biasanya kreatif, tidak mudah menyerah, bahkan mungkin timbul sikap keras atau sikap anti, misalnya anti kawin paksa, ia berjuang menentang kawin paksa; anti ibu tiri, ia berjuang melawan sikap ibu tiri; anti kekerasan, ia berjuang menentang kekerasan, dan lain-lain.
1.             Penderitaan dan Kenikmatan
Tujuan manusia yang paling populer adalah kenikmatan, sedangkan penderitaan adalah sesuatu yang selalu dihindari oleh manusia. Oleh karena itu, penderitaan harus dibedakan dengan kenikmatan, dan penderitaan itu sendiri sifatnya ada yang lama dan ada yang sementara. Hal ini berhubungan dengan penyebabnya. Macam-macam penderitaan menurut penyebabnya, antara lain: penderitaan karena alasan fisik, seperti bencana alam, penyakit dan kematian; penderitaan karena alasan moral, seperti kekecewaan dalam hidup, matinya seorang sahabat, kebencian orang lain, dan seterusnya.Semua ini menyangkut kehidupan duniawi dan tidak mungkin disingkirkan dari dunia dan dari kehidupan manusia.
Penderitaan dan kenikmatan muncul karena alasan “saya suka itu” atau “sesuatu itu menyakitkan”. Kenikmatan dirasakan apabila yang dirasakan sudah didapat, dan penderitaan dirasakan apabila sesuatu yang menyakitkan menimpa dirinya. Aliran yang ingin secara mutlak menghindari penderitaan adalah hedonisme, yaitu suatu pandangan bahwa kenikmatan itu merupakan tujuan satu-satunya dari kegiatan manusia, dan kunci menuju hidup baik. Penafsiran hedonisme ada dua macam, yaitu:
a.         Hedonisme psikologis yang berpandangan bahwa semua tindakan diarahkan untuk mencapai kenikmatan dan menghindari penderitaan.
b.        Hedonisme etis yang berpandangan bahwa semua tindakan ‘harus’ ditujukan kepada kenikmatan dan menghindari penderitaan.
Kritik terhadap hedonisme ialah bahwa tidak semua tindakan manusia hedonistis, bahkan banyak orang yang tampaknya merasa bersalah atas kenikmatan-kenikmatan mereka. Dan hal ini menyebabkan mereka mengalami penderitaan. Pandangan Hedonis psikologis ialah bahwa semua manusia dimotivasi oleh pengejaran kenikmatan dan penghindaran penderitaan. Mengejar kenikmatan sebenarnya tidak jelas, sebab ada kalanya orang menderita dalam rangka latihan-latihan atau menyertai apa yang ingin dicapai atau dikejarnya.
Kritik Aristoteles ialah bahwa puncak etika bukan pada kenikmatan, melainkan pada kebahagiaan. Lebih lanjut ia mengatakan bahwa kenikmatan bukan tujuan akhir, melainkan hanya “pelengkap” tindakan. Berbeda dengan John Stuart Mill yang membela Hedonisme melalui jalan terhormat, utilitarisme yaitu membela kenikmatan sebagai kebaikan tertinggi. Suatu tindakan itu baik sejauh ia lebih “berguna” dalam pengertian ini, yaitu sejauh tindakan memaksimalkan kenikmatan dan meninimalkan penderitaan.
2.             Penderitaan dan Kasihan
Kembali kepada masalah penderitaan, muncul Nietzsche yang memberontak terhadap pernyataan yang berbunyi: “Dalam menghadapi penderitaan itu, manusia merasa kasihan”. Menurut Nietzche, pernyataan ini tidak benar, penderiutaan itu adalah suatu kekurangan vitalitas. Selanjutnya ia berkata, “sesuatu yang vital dan kuat tidak menderita, oleh karenanya ia dapat hidup terus dan ikut mengembangkan kehidupan semesta alam. Orang kasihan adalah yang hilang vitaliatasnya, rapuh, busuk dan runtuh. Kasihan itu merugikan perkembangan hidup”. Sehingga dikatakannya bahwa kasihan adalah pengultusan penderitaan. Pernyataan Nietzsche ini ada kaitannya dengan latar belakang kehidupannya yang penuh penderitaan. Ia mencoba memberontak terhadap penderitaan sebagai realitas dunia, ia tidak menerima kenyataan. Seolah-olah ia berkata, penderitaan jangan masuk ke dalam hidup dunia. Oleh karena itu, kasihan yang tertuju kepada manusia harus ditolak, katanya.
Pandangan Nietzsche tidak dapat disetujui karena: pertama, di mana letak humanisnya dan aliran existensialisme. Kedua, bahwa penderitaan itu ada dalam hidup manusia dan dapat diatasi dengan sikap kasihan. Ketiga, tidak mungkin orang yang membantu penderita, menyingkir dan senang bila melihat orang yang menderita. Bila demikian, maka itu yang disebut sikap sadisme. Sikap yang wajar adalah menaruh kasihan terhadap sesama manusia dengan menolak penderitaan, yakni dengan berusaha sekuat tenaga untuk meringankan penderitaan, dan bila mungkin menghilangkannya.
1.             Penderitaan dan Noda Dosa pada Hati Manusia.
Penderitaan juga dapat timbul akibat noda dosa pada hati manusia (Al-Ghazali, abad ke 11). Menurut Al-Ghazali dalam kitabnya Ihyaa’ Ulumudin, orang yang suka iri hati, hasad, dengki akan menderita hukuman lahir-batin, akan merasa tidak puas dan tidak kenal berterima kasih. Padahal dunia tidak berkekurangan untuk orang-orang di segala zaman. Allah SWT telah memberi ilmu dan kekayaan atau kekuasaan-Nya, karena itu penderitaan-penderitaan lahir ataupun batin akan selalu menimpa orang-orang yang mempunyai sifat iri hati, hasad, dengki selama hidupnya sampai akhir kelak.
Untuk mengobati hati yang menderita ini, sebelumnya perlu diketahui tanda- tanda hati yang sedang gelisah (hati yang sakit). Perlu diketahui bahwa setiap anggota badan diciptakan untuk melakukan suatu pekerjaan. Apabila hati sakit maka ia tidak dapat melakukan pekerjaan dengan sempurna ia kacau dan gelisah. Ciri hati yang tidak dapat melakukan pekerjaan ialah apabila ia tidak dapat berilmu, berhikmah, bermakrifat, mencintai Allah dengan menyembah-Nya, merasa erat dan nikmat mengingat-Nya.
Sehubungan dengan pernyataan ciri-ciri yang menderita.
Hal lain yang menimbulkan derita terhadap seseorang adalah merasakan suatu keinginan atau dorongan yang tidak dapat diterima atau menimbulkan keresahan, gelisah, atau derita. Maka ia pun berusaha menjauhkan diri dari lingkup kesadaran atau perasaannya. Akhirnya, keinginan atau dorongan itu tertahan dalam alam bawah sadar. Namun, sering orang itu mengekspresikan keinginan atau dorongan itu secara tidak sadar atau dengan ucapan yang keliru. Atau, apakah orang-orang yang ada penyakit dalam hatinya mengira bahwa Allah tidak akan menampakkan kedengkian mereka?
÷Pr& |=Å¡ym šúïÏ%©!$# Îû OÎgÎ/qè=è% íÚt¨B br& `©9 yl̍øƒä ª!$# öNåks]»tóôÊr& ÇËÒÈ
öqs9ur âä!$t±nS óOßgs3»oY÷ƒuV{ OßgtGøùtyèn=sù óOßg»yJÅ¡Î0 4 óOßg¨Ysù̍÷ètGs9ur Îû Ç`óss9 ÉAöqs)ø9$# 4 ª!$#ur ÞOn=÷ètƒ ö/ä3n=»yJôãr& ÇÌÉÈ
“Dan kalau Kami mengkhendaki, niscaya Kami tunjukkan mereka kepadamu, sehingga kamu dapat benar-benar mengenal mereka dengan tanda-tandanya, tetapi kamu mengenal mereka dari bicara mereka, dan Allah mengetahui perbuatan-perbuatan kamu”. (QS. 47: 29-30).
Demikianlah Al-Quran telah mengisyaratkan tentang adanya ciri-ciri orang yang tidak sadar (menderita) lewat kata-kata yang keliru, sejak 14 abat yang lalu sebelum dikemukakan oleh Freud, penemu teori psikoanalisis. Bahkan sebuah hadist mengatakan:
“Tak seorang pun yang menyembunyikan suatu rahasia kecuali jika Allah akan memberinya penutup. Apabila penutup itu baik, maka rahasia itu baik, dan apabila penutup itu buruk maka buruk pula rahasia itu”. (Tafsir Ibn Katsir, Vol. 4 hal. 180).
Obat supaya hati sehat di firmankan Allah sebagai berikut:
žwÎ) ô`tB tAr& ©!$# 5=ù=s)Î/ 5OŠÎ=y ÇÑÒÈ
“Kecuali orang yang datang ke hadirat Allah SWT dengan hati yang suci”. (QS.26 89 ).
Jadi, mengenal atau makrifat kepada Allah yang membawa semangat taat kepada Allah SWT dengan cara menentang hawa nafsu, merupakan obat untuk menyembuhkan penyakit dalam hati (menderita gelisah) (Al-Ghazali, abad ke-11).

BAB III
ANALISA
Ø  Penderitaan Rakyat Indonesia
Penderitaan sepertinya tidak pernah berhenti menghampiri Indonesia. Berbagai peristiwa menghampiri dan membuat banyak orang harus menderita, harus menangis karena ditingalkan orang-orang yang dikasihi, kedinginan karena rumahnya terhempas badai tsunami, kepanasan karena tidak memiliki rumah untuk berteduh sudah ambruk terkena gempa, sehingga penderitaan yang panjang harus dialami dan dirasakan. Sepertinya penderitaan tidak pernah bosan menjumpai manusia. Ia akan ada dan terus hadir dalam kehidupan manusia.
Dari hari kehari kita semakin banyak melihat kemiskinan dan penderitaan rakyat indonesia , yang semakin meluas dan melebar kemana-mana dan seharusnya mereka bisa merasakan kenikmatan dan kemerdekaan yang mereka miliki tapi malah sebaliknya.Bukan merasakan kenikmatan tersebut tapi malah merasakan kemiskinan dan kesengsaraan tersebut dikarena ulah oleh segelintir orang-orang yang serakah. Yang mana mereka sudah merasakan sangat banyak , tapi tidak merasa belum cukup puas.  
Seperti banyak yang kita liat penderitaan rakyat Indonesia yang terjadi di daerah-daerah seperti di daerah PAPUA  banyak dari mereka yang tadinya punya tempat tinggal akhirnya mereka sekarang kehilangan tempat tinggal dan sampai sekarang tidak jelas penyelesaiannya.
Bagaimana caranya untuk menolong mereka?, ini karena suatu hal mereka sekarang menjadi menderita karena mereka kehilangan tempat tinggal, pekerjaan, anak-anak mereka kehilangan tempat sekolah, dan ada yang kehilangan tempat usaha mereka dan semua ini kelihatannya masih belum terselesaikan, dan bahkan pemerintah belum memberikan apa yang seharusnya dia lakukan kepada masyarakat miskin.



Ø  TKW Brebes Disiksa Majikan di Arab Saudi
Nasib kelam kembali menimpa tenaga kerja wanita (TKW) asal Indonesia. Waroah (38), seorang TKW asal Desa Tegalglagah RT 03 RW 01, Kecamatan Bulakamba, Brebes menjadi korban penganiayaan majikannya di Arab Saudi.
Korban yang baru bekerja sebagai pembantu rumah tangga (PRT) selama 11,6 bulan itu, kini tergolek lemah di bangsal Bedah RSUD Brebes akibat mengalami siksaan di sekujur tubuhnya. Bekas luka akibat siksaan majikan itu masih terlihat jelas di tubuhnya. Korban sebelumnya diperiksakan oleh keluarganya di bidan desa setempat. Namun korban dirujuk ke RSUD Brebes karena kondisi darahnya tidak normal.
Waroah mengatakan dirinya dipulangkan majikannya Mahmud Muhammad Masri dari bandara Arab Saudi pada Sabtu (15/11/2008) dan tiba di kampung halamannya Minggu pagi (16/11/2008).
"Saya hanya diantar sampai bandara dan cuma dikasih uang untuk beli tiket," katanya, ditemui di bangsal Bedah RSUD Brebes, Minggu (16/11/2008).
Waroah mengaku hingga kini masih merasakan sakit terutama pada bagian dada dan lengan akibat disiksa majikan. "Pukulan, tamparan dan tendangan kaki majikan seperti sudah menjadi sarapan saya setiap hari. Siksan itu sudah terjadi sejak baru tiga bulan bekerja," jelasnya.
Dia menuturkan, perilaku majikan saat pertama bekerja masih biasa-biasa saja, namun menginjak tiga bulan pertama siksaan mulai kerap diterimanya. Bahkan, siksaan itu hampir setiap hari dilakukan majikan."Saya ditendang, kepala dipukul dan alat vital saya diremas-remas,"ungkapnya.
Menurut dia, alasan majikan menyiksa dirinya karena dinilai lambat dan tidak tangkas dalam bekerja. Padahal, pekerjaan yang dilakukan dirasa sudah cepat dan tepat.
"Saya sudah berusaha bekerja cepat sesuai permintaan majikan. Tapi, majikan tidak mau tahu. Karena sudah tidak tahan, saya akhirnya minta pulang," ujar ibu tiga anak ini.
Waroah mengaku berangkat ke Arab Saudi pada 10 Desember 2007 melalui PT Bantal Perkasa, Condet Jakarta Timur. Ia kemudian bekerja di rumah Mahmud Masri, di Kota Daman, Arab Saudi.
Selain dianiaya, lanjut dia, gaji selama 11,6 bulan hingga kini belum diterima. Sesuai perjanjian kerja, Waroah menerima gaji sebesar 600 real/ bulan. Dia hanya menerima uang 500 real dan tiket pesawat untuk pulang ke Indonesia[2].

Siksaan yang terjadi terhadap TKW  dan TKI di Indonesia itu sudah marak terjadi. Dimulai dari beberapa tahun yang lalu, para TKW dan TKI Indonesia sudah disiksa oleh para majikannya. Rata-rata penyiksaan itu terjadi di Negara Arab Saudi, Malaysia, Hongkong dan Negara lainnya.
Rata-rata penyiksaan tersebut disebabkan oleh ketidak sabaran majikannya. Penyiksaan tersebut dilakukan secara bertubi-tubi. Dengan cara menyetrika badannya, menjambak rambutnya, dipukuli, diperkosa dan penyiksaan lainnya.
Sikap ini memicu banyak kontrofersi ketidak acuhan pemerintah terhadap kasus TKW ini. Pemerintah seharusnya dapat menjamin keselamatannya. Mungkin selama ini pemerintah hanya dapat menampung  dan menyediakan tempat TKI/TKW untuk dipekerjakan diluar negeri. Mungkin sekarang pemerintah juga harus memberikan penyuluhan kepada tenaga kerja tersebut agar tidak mendapatkan siksaan lagi.
Selain dari pemerintah, dari tenaga kerja juga harus mengambil tindakan yang tegas. Jangan hanya ingin mendapatkan uang, mereka harus mendapatkan siksaan. Secara ekonomi mungkin mereka memang kurang. Tetapi, bila disiksa dengan majikannya, seharusnya mereka langsung mengundurkan diri. Agar tidak dapat mendapatkan siksaan yang lebih jauh.
Dalam kasus pemecahan masalah ini, saya hanya bisa meberikan pendapat. Bila pemerintah tidak ingin dirisaukan dengan tenaga kerja yang disiksa, pemerintah dapat membuat lapangan pekerjaan di Indonesia. Atau juga, pemerintahan luar negeri harus menjamin keselamatan mereka dengan mengadaka perkumpulan para tenaga kerja setiap 2 bulan sekali, agar pemerintah dapat melihat langsung kondisi dari tenanga kerja tersebut.



BAB IV
PENUTUP
A.           Kesimpulan
Manusia akan merasa menderita jika anda rasakan itu sebuah penderitaan tetapi jika manuisa itu menjadikan penderitaan sebagai hikmah dan pelajaran maka manuisa itu tidak akan merasakan suatu penderitaan
Penderitaan termasuk realitas dunia dan manusia. Intensitas penderitaan manusia bertingkat-tingkat, ada yang berat dan ada juga yang ringan. Namun, peranan individu juga menentukan berat-tidaknya Intensitas penderitaan. Suatu perristiwa yang dianggap penderitaan oleh seseorang, belum tentu merupakan penderitaan bagi orang lain. Dapat pula suatu penderitaan merupakan energi untuk bangkit bagi seseorang, atau sebagai langkah awal untuk mencapai kenikmatan dan kebahagiaan.
keinginan adalah sumber penderitaan ketika ia memperbudak kita dan
membuat kita jadi orang lain. membuat kita kehilangan jati diri dan menyakiti diri sendiri.
B.            Saran
1.        Sejalan dengan simpulan diatas penderitaan tidak bisa hilang selama manusia itu masih hidup tetapi panderitaan itu bisa dikurangi bahkan bisa sampai tak terasa.
2.        Dari pernyataan diatas penulis menyarankan bahwa penderitaan itu harus dijadikan sebagai hikmah dan ujian untuk menaikan tingkat derajat manusia itu sendiri.
3.        Diharapkan kalangan mahasiswa dan pembaca dapat melakukan penelitian lebih lanjut pada subbab. Mengingat luasnya pembahasan dalam makalah ini. Sehingga dapat memahami lebih dalam.


DAFTAR PUSTAKA

  1. http://kamusbahasaindonesia.org/penderitaan#ixzz1tLXk0tQX
  2. Sulaeman, m. munadar, (1995), ilmu pbudaya dasar, bandung: pt aresco.
  3. http://ippho.com/profil
  4. Prasetya, joko tri, dkk, (1998),  ilmu budaya dasar, Jakarta: pt rineka cipta.
  5. Mustopo, M. habibi, (1989), ilmu budaya dasar, surabaya: usaha nasional.
  6. Sockman, Ralph W., (2012), Makna Penderitaan, http://www.kerygma-online.com/v2/product_info.php?products_id=747&osCsid=e274df21dbf9d1b261581c1e8561967c.
  7. Alhabsy, (2011), Pengertian Frustasi, http://id.shvoong.com/writing-and-speaking/presenting/2170412-pengertian-frustasi/#ixzz1tXXId3IU. 07 Juni,
 



[1] Maksudnya: manusia di dunia Ini baik disadarinya atau tidak adalah dalam perjalanan kepada Tuhannya. dan tidak dapat tidak dia akan menemui Tuhannya untuk menerima pembalasan-Nya dari perbuatannya yang buruk maupun yang baik.