MANUSIA
DAN PENDERITAAN
Makalah Ini Kami Susun Untuk Memenuhi Tugas Ilmu Pendidikan Islam
Makalah Ini Kami Susun Untuk Memenuhi Tugas Ilmu Pendidikan Islam
Dosen
Pengampu:
Muh.
Fahmul Iltiham, M. H
Disusun
Oleh:
Kelompok
I
2011.86.01.0001
2011.86.01.0010
2011.86.01.0020
2011.86.01.0033
|
Anik
Faizatul N. H.
Jamaluddin
Aminatus
S.
Ade
Lailatul Q.
|
PENDIDIKAN
AGAMA ISLAM
FAKULTAS AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS YUDHARTA PASURUAN
2012
FAKULTAS AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS YUDHARTA PASURUAN
2012
KATA
PENGANTAR
Puji
syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta
karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan makalah ini yang
alhamdulillah tepat pada waktunya yang berjudul “MANUSIA dan PENDERITAAN”.
Makalah
ini berisikan tentang Definisi
Penderitaan, Hubungan Manusia dengan Penderitaan, dan
yang berkaitan dengannya. Diharapkan makalah ini dapat memberikan informasi
kepada kita semua tentang Konsep Budaya Dasar.
Kami
menyadari bahwa Makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik
dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi
kesempurnaan makalah ini.
Akhir
kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta
dalam penyusunan Makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT
senantiasa meridhai segala usaha kita. Amin…
Sengonagung,
28 April 2012
Penyusun
DAFTAR
ISI
KATA
PENGANTAR .............................................................................................................. i
DAFTAR
ISI ............................................................................................................................ ii
BAB
I PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang ............................................................................................................ 1
B.
Rumusan Masalah ....................................................................................................... 1
C.
Tujuan Penulisan Makalah ........................................................................................... 2
BAB
II PEMBAHASAN
A.
Definisi Penderitaan .................................................................................................... 3
B. Hubungan manusia dengan penderitaan ..................................................................... 6
C. Sumber
penderitaan ..................................................................................................... 7
D. Pengaruh dari penderitaan yang dihadapi manusia ..................................................... 8
BAB III ANALISA
Ø Penderitaan Rakyat Indonesia ....................................................................................... 13
Ø TKW Brebes Disiksa
Majikan di Arab Saudi
................................................................ 14
BAB IV PENUTUP
Ø Kesimpulan .................................................................................................................... 16
Ø Saran .............................................................................................................................. 16
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Dalam
kajian ilmu budaya dasar, pembahasannya tidak jauh dari masalah-masalah
kemanusiaan dan budaya. Dan pada pembahasan kali ini kami akan mengupas tentang
hubungan manusia dan penderitaan.
Manusia
di dunia ini dihadapkan pada dua ujian, yakni; ujian yang menggembirakan dan
ujian yang menyusahkan. Hal tersebut berupa rintangan yang menguji manusia
dalam tahap kehidupan manusia. Apabila manusia mampu menyelesaikannya dengan
baik, maka ia akan mendapatkan kebahagiaan abadi. Namun sebaliknya, jika ia
tidak mampu menyelesaikan, penderitaan akan selalu menghantuinya.
Pepatah
mengatakan “roda dunia selalu berputar”. Begitulah kehidupan manusia, dua
dimensi yang selalu terkait yang
silih berganti tejadi dalam kehidupan manusia. Habis susah ada senang dan habis
senang ada susah. Manusia selalu untuk berusaha menjadi lebih baik. Manusia
perlu menjalani proses di dunia ini untuk mencari bekal untuk akherat
dengan menjalani suka duka yang ada di dunia.
Dengan
ini manusia
dituntut untuk meningkatkan keimanan terhadap Tuhannya baik dalam
keadaan suka maupun duka.
Manusia sepatutnya bukan mengeluh dan meratapi penderitaan. Melainkan harus bangkit mengolah penderitaan menjadi sesuatu yang
bernilai lebih berharga. Dan terus belajar menelusuri kehidupan karena
ada hikmah dibalik penderitaan.
B.
Rumusan Masalah
Dari
latar belakang yang kami uraikan di atas, maka dapat kita rumuskan sebagai
berikut:
1.
Apakah yang
dimaksud dengan penderitaan?
2.
Apa hubungan
manusia dengan penderitaan?
3.
Bersumber dari manakah penderitaan?
4.
Apa pengaruh dari penderitaan yang di hadapi manusia?
C.
Tujuan Penulisan Makalah
Adapun tujuan dilakukannya penulisan
makalah ini adalah agar mahasiswa mampu mengetahui:
1.
Definisi penderitaan
2.
Hubungan manusia dengan penderitaan
3.
Sumber penderitaan
4.
Pengaruh dari penderitaan yang dihadapi manusia
BAB II
PEMBAHASAN
PEMBAHASAN
A.
Definisi Penderitaan
pen.de.ri.ta.an [n] keadaan yg
menyedihkan yg harus ditanggung; penanggungan: aku tidak tega melihat ~
pengungsi[1].
Penderitaan termasuk realita dunia
dan manusia. Intensitas penderitaan bertingkat-tingkat, ada yang berat dan ada
juga yang ringan. Namun, peranan individu juga menentukan berat-tidaknya
intensitas penderitaan. Suatu peristiwa yang dianggap penderitaan bagi
seseorang belum tentu juga dianggap penderitaan bagi orang lain. Bahkan suatu
penderitaan dapat dijadikan sebuah energi untuk bangkit bagi seseorang, atau
sebagai langkah awal untuk mencapai kenikmatan atau kebahagiaan[2].
Penderitaan dapat berupa siksaan,
kekalutan jiwa atau bisa dibilang frustasi, dan perjuangan.
Ø Siksaan
Dapat diartikan sebagai siksaan
badan atau jasmani dan dapat juga berupa siksaan jiwa atau
rohani.Akibat siksaan yang dialami seseorang, timbullah penderitaan. Siksaan
yang sifatnya psikis. Misalnya; kebimbangan, kesepian, dan ketakutan.
Kebimbangan dialami oleh seseorang
bila pada suatu saat dia tidak dapat menentukan pilihan yang akan diambil.
Contohnya, siksaan yang sering dialami oleh seseorang ketika pada suatu saat
dihadapkan pada dua pilihan. Dan dia tak dapat menentukan pilihannya. Dalam
keadaan yang tak menentu inilah seseorang akan merasa sangat tersiksa batinnya.
Begitu juga dengan rasa kesepian dan ketakutan. Kedua hal ini akan sangat
menyiksa batin.
Ø Frustasi
Frustasi adalah gangguan kejiwaan
akibat ketidakmampuan seseorang menghadapi persoalan yang harus diatasi
sehingga yang bersangkutan bertingkah kurang wajar. Gejala dari frustasi
umumnya anak selalu merasa tidak puas, kesal dan bingung. Selain itu depresi
juga merupakan salah satu unsur gejala yang utama dari frustasi. Dimana depresi
merupakan suatu reaksi yang dapat menyebabkan seseorang jatuh ke dalam keadaan
depresi, biasanya diawali dengan perasaan kecewa, sedih atau kesal[5].
Frustasi memiliki dua sisi[7].
1.
Frustasi adalah fakta tidak tercapainya harapan yang
diinginkan.
2.
Frustasi adalah perasaan dan emosi yang menyertai fakta
tersebut.
Misalnya anda mengalami suatu
kegagalan dalam bercinta, dimana kekasih yang selama ini anda cintai telah
meninggalkan anda dengan membawa seribu kenangan yang tidak dapat anda lupakan
begitu saja. Atau mungkin gagal dalam menempuh studi anda di bangku sekolah,
yang karena sesuatu sebab anda harus drop-out dan tidak dapat melanjutkan
pendidikan yang lebih tinggi seperti yang anda cita-citakan selama ini.
Ø Manusia bekerja keras untuk dapat
melansungkan hidup dengan perjuangan menghadapi berbagai penderitan yang
menimpanya di dunia ini.
Akibat penderitaan yang
bermacam-macam manusia dapat mengambil hikmah dari suatu penderitaan yang
dialami. Namun, adapula akibat penderitaan yang menyebabkan kegelapan dalam
kehidupan.
Mengenai contoh penderitaan yang
dapat memberikan hikmah, kali ini kami akan mencontohkan seseorang yang bernama
Ippho Santosa, yang lebih akrab dengan sebutan Right. Sejak kecil sudah
sakit-sakitan. Bahkan saat SD ia pernah tidak masuk selama 1 bulan. Hingga ia
menginjak SMA kondisinya masih lemah. Bahkan ia juga murid terbodoh pada
pelajaran B. Inggris. Tidak cukup sampai di situ. Keuangan keluarganya sangat
pas-pasan. Dan ketika ia merantau kuliyah, ayah tercinta meninggal dunia. Namun
ia tak lantas patah semangat untuk melanjutkan hidup di dunia yang kejam ini.
Begitu ia beranjak remaja, ia pun berniat, berhasrat, dan bertekat untuk
berubah. Benar-benar berubah!.
Berkat pertolongan dari Tuhan Yang
Maha Kuasa dan perjuangannya. Subhanallah, Kini publik mengenalnya
sebagai[3]:
·
Pakar otak kanan.
·
Penulis mega-bestseller (masuk MURI).
·
Pembicara internasional (sampai di Hong Kong, Jepang, dan
Australia).
·
Pendiri ratusan cabang TK Khalifah dan Kaia Clothing.
Buku-buku
terbaiknya adalah[3]:
·
7 Keajaiban Rezeki: Rezeki Bertambah Nasib Berubah Dalam 99
Hari Dengan Otak Kanan (buku terlaris dan seminar terbesar 2010-2011
se-Indonesia)
·
Percepatan Rezeki Dalam 40 Hari Dengan Otak Kanan.
·
Hanya 2 Menit, Anda Bisa Tahu Potensi Rezeki Anda.
·
10 Jurus Terlarang! Kok Masih Mau Bersaing Cara Biasa?
·
13 Wasiat Terlarang! Dahsyat dengan Otak Kanan!
·
Marketing is Bullshit… Meledakkan Profit dengan Otak Kanan.
Seperti itulah, Penderitaan akan dialami oleh semua orang, hal itu
sudah merupakan resiko hidup. Tuhan memberikan kesenangan atau kebahagiaan
kepada umatnya, tetapi juga memberikan penderitaan atau kesedihan yang
kadang-kadang bermakna agar manusia sadar untuk tidak memalingkan dariNya.
Untuk itu pada umumnya manusia telah diberikan tanda atau wangsit sebelumnya,
hanya saja mampukah manusia menangkap atau tanggap terhadap peringatan yang
diberikanNya. Tanda atau wangsit dapat berupa mimpi atau mengetahui melalui
membaca koran tentang terjadinya penderitaan.
Dalam surat Al insyiqoq : 6
$ygr'¯»t
ß`»|¡RM}$#
y7¨RÎ)
îyÏ%x.
4n<Î)
y7În/u
%[nôx.
ÏmÉ)»n=ßJsù
ÇÏÈ
Hai
manusia, Sesungguhnya kamu Telah bekerja dengan sungguh-sungguh menuju Tuhanmu,
Maka pasti kamu akan menemui-Nya[1].
dinyatakan manusia ialah mahluk yang hidupnya penuh perjuangan
artinya bahwa manusia harus bekerja keras untuk dapat melangsungkan hidupnya.
Untuk melangsungkan hidup ini manusia harus menghadapi alam (menaklukan alam)
menghadapi masyarakat sekelilingnya dan tidak boleh lupa untuk taqwa terhadap
Tuhan. Apabila manusia melalaikan salah satu darinya/kurang sungguh
menghadapinya maka akibatnya manusia akan menderita.
Dengan mempelajari berbagai kasus penderitaan manusia berarti
telah mempelajari sikap, nilai, harga diri, ketamakan, kesombongan orang dan
sebagainya. Semuanya itu bermanfaat untuk memperdalam dan sebagainya. Semuanya
itu bermanfaat untuk memperdalam dan memperluas presepsi, tanggapan, wawasan,
dan penalaran bagi yang mempelajarinya[4].
B.
Hubungan Manusia dengan Penderitaan
Manusia adalah makhluk
social yang mengalami bermacam-macam liku kehidupan. Dimana di dalam
pemenuhan kebutuhan hidupnya akan selalu tergantung dengan manusia yang lain.
Perlu di pahami mahluk hidup selalu membutuhkan pembaharuan dalam diri, seperti
memerlukan bahan pangan untuk kelangsungan hidup, membutuh air dan udara. Dan
membutuhkan penyegaran rohani berupa ketenangan. Apa bila tidak terpenuhi
manusia akan mengalami penderitaan. Dan bila sengaja tidak di penuhi manusia
telah melakukang penganiayaan. Namun bila hasrat menjadi patokan untuk selalu
di penuhi akan membawa pada kesesatan yang berujung pada penderitaan kekal di
akhirat.
Dalam ushanya
untuk hidup, manusia sering mengalami kegagalan, entah kegagalan dalam belajar,
berkarya, bergaul ataupun kegagalan dalam bercinta. Dalam menghadapi kegagalan
tersebut, tergantung dari manusianya sendiri. Ada yang mempersiapkan segala
sesuatunya termasuk kegagalan tersebut, sehingga orang tersebut tidak terlalu
kecewa dengan hasil perbuatannya itu[5].
Manusia sebagai mahluk yang berakal
dan berfikir, tidak hanya menggunakan insting namun juga pemikirannya dan
perasaanya. Tidak hanya naluri namun juga nurani.
Manusia memerlukan rasa aman agar dirinya terhidar dari penyiksaan. Karena bila tidak dapat memenuhi rasa aman manusia akan mengalami rasa sakit. Manusia selau berusaha memahami kehendak Allah, karena bila hanya memenuhi kehendak untuk mencapai hasrat, walau tidak menderita didunia, namun sikap memenuhi kehendak hanya akan membawa pada pintu-pintu kesesatan dan membawa pada penyiksaan didalam neraka.
Manusia memerlukan rasa aman agar dirinya terhidar dari penyiksaan. Karena bila tidak dapat memenuhi rasa aman manusia akan mengalami rasa sakit. Manusia selau berusaha memahami kehendak Allah, karena bila hanya memenuhi kehendak untuk mencapai hasrat, walau tidak menderita didunia, namun sikap memenuhi kehendak hanya akan membawa pada pintu-pintu kesesatan dan membawa pada penyiksaan didalam neraka.
Manusia didunia melakukan kenikmatan
berlebihan akan membawa pada penderitaan dan rasa sakit. Muncul penyakit
jasmani juga terkadang muncul dari penyakit rohani. Manusia mendapat penyiksaan
di dunia agar kembali pada jalan Allah dan menyadari kesalahanya. Namun bila
manusia tidak menyadari malah semakin menjauhkan diri maka akan membawa pada
pederitaan di akhirat[2].
Banyak yang salah kaprah dalam
menyikapi penderitaan. Ada yang mengangap sebagai menikmati rasa sakit sehingga
tidak beranjak dari kesesatan. Sangat terlihat penderitaan memiliki kaitan
dengan kehidupan manusia berupa siksaan, kemudian rasa sakit, yang terkadang
membuat manusia mengalami kekalutan mental. Apa bila manusia tidak mampu
melewati proses tersebut dengan ketabahan, di akherat kelak dapat menggiring
manusia pada penyiksaan yang pedih di dalam neraka.
C.
Sumber Penderitaan
1.
Hakikat Manusia
Pada hakikatnya, manusia adalah
makhluk hidup yang memiliki kepribadian yang tersusun dari perpaduan dan saling
hubungan dan pengaruh mempengaruhi antat unsur-unsur jasmani dan rohani[4].
2.
Dorongan Memenuhi Kebutuhan
Untuk mempertahankan keberadaan
serta kehidupannya, manusia dituntut untuk memenuhi kebutuhannya, baik
kebutuhan fisik, psikis, maupun kebutuhan social. Di dalam kebutuhan ini nafsu
memegang peranan penting. Nafsu atau dorongan ini cenderung untuk menuntut
dipenuhinya kepuasan atau keinginan.
Dalam rangka pemenuhan kebutuhan ini
mungkin saja terjadi bahwa tujuan, ialah sesuatu yang dibutuhkan atau diingini,
dapat tecapai sesuai dengan yang dikehendakinya.
Jika tujuan yang diingini tercapai
maka yang didapat adalah kebahagiaan dan kepuasan. Namun sebaliknya, jika
keinginan itu tidak tercapai, maka yang didapat adalah penyesalan, kesedihan,
bahkan penderitaan.
Semakin dekat dengan tujuan yang
dicapai, semakin dalam perasaan gembira itu. Apabila semakin jauh dengan tujuan
itu, maka penderitaan itupun juga semakin dalam[4].
Sumber-Sumber Penderitaan lain yang Dapat Kita Pahami,
adalah sebagai berikut[6]:
·
Penderitaan yang disebabkan oleh dosa
·
Penderitaan yang disebabkan oleh kesalahan perseorangan
·
Penderitaan yang disebabkan oleh kesalahan bersama
·
Penderitaan bersama
·
Penderitaan yang disebabkan oleh musuh-musuh kita
·
Penderitaan yang disebabkan oleh kesalahan-kesalahan
Sedangkan
Sumber-Sumber Penderitaan Yang Tidak Kita Pahami[6]:
·
Peruntungan atau nasip
·
Kecelakaan-kecelakaan
·
Takdir Allah
D.
Pengaruh dari Penderitaan yang Dihadapi Manusia
Orang yang mengalami penderitaan
mungkin akan memperoleh pengaruh bermacam-macam sikap dalam dirinya. Sikap yang
timbul dapat berupa sikap positif ataupun sikap negatif. Sikap negatif misalnya
penyesalan karena tidak bahagia, sikap kecewa, putus asa, ingin bunuh diri.
Sikap ini diungkapkan dalam peribahasa "sesal dahulu pendapatan, sesal
kemudian tak berguna", "nasi sudah menjadi bubur". Kelanjutan
dari sikap negatif ini dapat timbul sikap anti, misalnya anti kawin atau tidak
mau kawin, tidak punya gairah hidup.
Sikap positif yaitu sikap optimis
mengatasi penderitaan hidup, bahwa hidup bukan rangkaian penderitaan, melainkan
perjuangan membebaskan diri dan penderitaan, dan penderitaan itu adalah hanya
bagian dan kehidupan. Sikap positif biasanya kreatif, tidak mudah menyerah,
bahkan mungkin timbul sikap keras atau sikap anti, misalnya anti kawin paksa,
ia berjuang menentang kawin paksa; anti ibu tiri, ia berjuang melawan sikap ibu
tiri; anti kekerasan, ia berjuang menentang kekerasan, dan lain-lain.
1.
Penderitaan dan Kenikmatan
Tujuan manusia yang paling populer
adalah kenikmatan, sedangkan penderitaan adalah sesuatu yang selalu dihindari
oleh manusia. Oleh karena itu, penderitaan harus dibedakan dengan kenikmatan,
dan penderitaan itu sendiri sifatnya ada yang lama dan ada yang sementara. Hal
ini berhubungan dengan penyebabnya. Macam-macam penderitaan menurut
penyebabnya, antara lain: penderitaan karena alasan fisik, seperti bencana
alam, penyakit dan kematian; penderitaan karena alasan moral, seperti
kekecewaan dalam hidup, matinya seorang sahabat, kebencian orang lain, dan
seterusnya.Semua ini menyangkut kehidupan duniawi dan tidak mungkin
disingkirkan dari dunia dan dari kehidupan manusia.
Penderitaan dan kenikmatan muncul
karena alasan “saya suka itu” atau “sesuatu itu menyakitkan”. Kenikmatan
dirasakan apabila yang dirasakan sudah didapat, dan penderitaan dirasakan
apabila sesuatu yang menyakitkan menimpa dirinya. Aliran yang ingin secara
mutlak menghindari penderitaan adalah hedonisme, yaitu suatu pandangan bahwa
kenikmatan itu merupakan tujuan satu-satunya dari kegiatan manusia, dan kunci
menuju hidup baik. Penafsiran hedonisme ada dua macam, yaitu:
a.
Hedonisme psikologis yang berpandangan bahwa semua tindakan
diarahkan untuk mencapai kenikmatan dan menghindari penderitaan.
b.
Hedonisme etis yang berpandangan bahwa semua tindakan
‘harus’ ditujukan kepada kenikmatan dan menghindari penderitaan.
Kritik terhadap hedonisme ialah
bahwa tidak semua tindakan manusia hedonistis, bahkan banyak orang yang
tampaknya merasa bersalah atas kenikmatan-kenikmatan mereka. Dan hal ini
menyebabkan mereka mengalami penderitaan. Pandangan Hedonis psikologis ialah
bahwa semua manusia dimotivasi oleh pengejaran kenikmatan dan penghindaran
penderitaan. Mengejar kenikmatan sebenarnya tidak jelas, sebab ada kalanya
orang menderita dalam rangka latihan-latihan atau menyertai apa yang ingin
dicapai atau dikejarnya.
Kritik Aristoteles ialah bahwa
puncak etika bukan pada kenikmatan, melainkan pada kebahagiaan. Lebih lanjut ia
mengatakan bahwa kenikmatan bukan tujuan akhir, melainkan hanya “pelengkap”
tindakan. Berbeda dengan John Stuart Mill yang membela Hedonisme melalui jalan
terhormat, utilitarisme yaitu membela kenikmatan sebagai kebaikan tertinggi.
Suatu tindakan itu baik sejauh ia lebih “berguna” dalam pengertian ini, yaitu
sejauh tindakan memaksimalkan kenikmatan dan meninimalkan penderitaan.
2.
Penderitaan dan Kasihan
Kembali kepada masalah penderitaan,
muncul Nietzsche yang memberontak terhadap pernyataan yang berbunyi: “Dalam
menghadapi penderitaan itu, manusia merasa kasihan”. Menurut Nietzche,
pernyataan ini tidak benar, penderiutaan itu adalah suatu kekurangan vitalitas.
Selanjutnya ia berkata, “sesuatu yang vital dan kuat tidak menderita, oleh
karenanya ia dapat hidup terus dan ikut mengembangkan kehidupan semesta alam.
Orang kasihan adalah yang hilang vitaliatasnya, rapuh, busuk dan runtuh. Kasihan
itu merugikan perkembangan hidup”. Sehingga dikatakannya bahwa kasihan adalah
pengultusan penderitaan. Pernyataan Nietzsche ini ada kaitannya dengan latar
belakang kehidupannya yang penuh penderitaan. Ia mencoba memberontak terhadap
penderitaan sebagai realitas dunia, ia tidak menerima kenyataan. Seolah-olah ia
berkata, penderitaan jangan masuk ke dalam hidup dunia. Oleh karena itu,
kasihan yang tertuju kepada manusia harus ditolak, katanya.
Pandangan Nietzsche tidak dapat
disetujui karena: pertama, di mana letak humanisnya dan aliran existensialisme.
Kedua, bahwa penderitaan itu ada dalam hidup manusia dan dapat diatasi dengan
sikap kasihan. Ketiga, tidak mungkin orang yang membantu penderita, menyingkir
dan senang bila melihat orang yang menderita. Bila demikian, maka itu yang
disebut sikap sadisme. Sikap yang wajar adalah menaruh kasihan terhadap sesama
manusia dengan menolak penderitaan, yakni dengan berusaha sekuat tenaga untuk
meringankan penderitaan, dan bila mungkin menghilangkannya.
1.
Penderitaan dan Noda Dosa pada Hati
Manusia.
Penderitaan juga dapat timbul akibat
noda dosa pada hati manusia (Al-Ghazali, abad ke 11). Menurut Al-Ghazali dalam
kitabnya Ihyaa’ Ulumudin, orang yang suka iri hati, hasad, dengki akan
menderita hukuman lahir-batin, akan merasa tidak puas dan tidak kenal berterima
kasih. Padahal dunia tidak berkekurangan untuk orang-orang di segala zaman.
Allah SWT telah memberi ilmu dan kekayaan atau kekuasaan-Nya, karena itu
penderitaan-penderitaan lahir ataupun batin akan selalu menimpa orang-orang
yang mempunyai sifat iri hati, hasad, dengki selama hidupnya sampai akhir
kelak.
Untuk mengobati hati yang menderita
ini, sebelumnya perlu diketahui tanda- tanda hati yang sedang gelisah (hati
yang sakit). Perlu diketahui bahwa setiap anggota badan diciptakan untuk
melakukan suatu pekerjaan. Apabila hati sakit maka ia tidak dapat melakukan
pekerjaan dengan sempurna ia kacau dan gelisah. Ciri hati yang tidak dapat
melakukan pekerjaan ialah apabila ia tidak dapat berilmu, berhikmah,
bermakrifat, mencintai Allah dengan menyembah-Nya, merasa erat dan nikmat
mengingat-Nya.
Sehubungan dengan pernyataan ciri-ciri yang menderita.
Sehubungan dengan pernyataan ciri-ciri yang menderita.
Hal lain yang menimbulkan derita
terhadap seseorang adalah merasakan suatu keinginan atau dorongan yang tidak
dapat diterima atau menimbulkan keresahan, gelisah, atau derita. Maka ia pun
berusaha menjauhkan diri dari lingkup kesadaran atau perasaannya. Akhirnya,
keinginan atau dorongan itu tertahan dalam alam bawah sadar. Namun, sering
orang itu mengekspresikan keinginan atau dorongan itu secara tidak sadar atau
dengan ucapan yang keliru. Atau, apakah orang-orang yang ada penyakit dalam
hatinya mengira bahwa Allah tidak akan menampakkan kedengkian mereka?
÷Pr& |=Å¡ym úïÏ%©!$# Îû OÎgÎ/qè=è% íÚt¨B br& `©9 ylÌøä ª!$# öNåks]»tóôÊr& ÇËÒÈ
öqs9ur âä!$t±nS óOßgs3»oY÷uV{ OßgtGøùtyèn=sù óOßg»yJÅ¡Î0 4 óOßg¨YsùÌ÷ètGs9ur Îû Ç`óss9 ÉAöqs)ø9$# 4 ª!$#ur ÞOn=÷èt ö/ä3n=»yJôãr& ÇÌÉÈ
“Dan kalau Kami mengkhendaki,
niscaya Kami tunjukkan mereka kepadamu, sehingga kamu dapat benar-benar mengenal
mereka dengan tanda-tandanya, tetapi kamu mengenal mereka dari bicara mereka,
dan Allah mengetahui perbuatan-perbuatan kamu”. (QS. 47: 29-30).
Demikianlah Al-Quran telah
mengisyaratkan tentang adanya ciri-ciri orang yang tidak sadar (menderita)
lewat kata-kata yang keliru, sejak 14 abat yang lalu sebelum dikemukakan oleh
Freud, penemu teori psikoanalisis. Bahkan sebuah hadist mengatakan:
“Tak seorang pun yang menyembunyikan suatu rahasia kecuali jika Allah akan memberinya penutup. Apabila penutup itu baik, maka rahasia itu baik, dan apabila penutup itu buruk maka buruk pula rahasia itu”. (Tafsir Ibn Katsir, Vol. 4 hal. 180).
Obat supaya hati sehat di firmankan Allah sebagai berikut:
“Tak seorang pun yang menyembunyikan suatu rahasia kecuali jika Allah akan memberinya penutup. Apabila penutup itu baik, maka rahasia itu baik, dan apabila penutup itu buruk maka buruk pula rahasia itu”. (Tafsir Ibn Katsir, Vol. 4 hal. 180).
Obat supaya hati sehat di firmankan Allah sebagai berikut:
wÎ) ô`tB tAr& ©!$# 5=ù=s)Î/ 5OÎ=y ÇÑÒÈ
“Kecuali orang yang datang ke
hadirat Allah SWT dengan hati yang suci”. (QS.26 89 ).
Jadi, mengenal atau makrifat kepada
Allah yang membawa semangat taat kepada Allah SWT dengan cara menentang hawa
nafsu, merupakan obat untuk menyembuhkan penyakit dalam hati (menderita
gelisah) (Al-Ghazali, abad ke-11).
BAB III
ANALISA
ANALISA
Ø Penderitaan
Rakyat Indonesia
Penderitaan
sepertinya tidak pernah berhenti menghampiri Indonesia. Berbagai peristiwa
menghampiri dan membuat banyak orang harus menderita, harus menangis karena
ditingalkan orang-orang yang dikasihi, kedinginan karena rumahnya terhempas
badai tsunami, kepanasan karena tidak memiliki rumah untuk berteduh sudah
ambruk terkena gempa, sehingga penderitaan yang panjang harus dialami dan
dirasakan. Sepertinya penderitaan tidak pernah bosan menjumpai manusia. Ia akan
ada dan terus hadir dalam kehidupan manusia.
Dari hari kehari kita semakin banyak
melihat kemiskinan dan penderitaan rakyat indonesia , yang semakin meluas dan
melebar kemana-mana dan seharusnya mereka bisa merasakan kenikmatan dan kemerdekaan
yang mereka miliki tapi malah sebaliknya.Bukan merasakan kenikmatan tersebut
tapi malah merasakan kemiskinan dan kesengsaraan tersebut dikarena ulah oleh
segelintir orang-orang yang serakah. Yang mana mereka sudah merasakan sangat
banyak , tapi tidak merasa belum cukup puas.
Seperti
banyak yang kita liat penderitaan rakyat Indonesia yang terjadi di
daerah-daerah seperti di daerah PAPUA banyak dari mereka yang tadinya
punya tempat tinggal akhirnya mereka sekarang kehilangan tempat tinggal dan sampai
sekarang tidak jelas penyelesaiannya.
Bagaimana
caranya untuk menolong mereka?, ini karena suatu hal mereka sekarang menjadi
menderita karena mereka kehilangan tempat tinggal, pekerjaan, anak-anak mereka
kehilangan tempat sekolah, dan ada yang kehilangan tempat usaha mereka dan
semua ini kelihatannya masih belum terselesaikan, dan bahkan pemerintah belum
memberikan apa yang seharusnya dia lakukan kepada masyarakat miskin.
Ø TKW
Brebes Disiksa Majikan di Arab Saudi
Nasib kelam kembali menimpa tenaga
kerja wanita (TKW) asal Indonesia. Waroah (38), seorang TKW asal Desa
Tegalglagah RT 03 RW 01, Kecamatan Bulakamba, Brebes menjadi korban
penganiayaan majikannya di Arab Saudi.
Korban
yang baru bekerja sebagai pembantu rumah tangga (PRT) selama 11,6 bulan itu,
kini tergolek lemah di bangsal Bedah RSUD Brebes akibat mengalami siksaan di
sekujur tubuhnya. Bekas luka akibat siksaan majikan itu masih terlihat jelas di
tubuhnya. Korban sebelumnya diperiksakan oleh keluarganya di bidan desa
setempat. Namun korban dirujuk ke RSUD Brebes karena kondisi darahnya tidak
normal.
Waroah
mengatakan dirinya dipulangkan majikannya Mahmud Muhammad Masri dari bandara
Arab Saudi pada Sabtu (15/11/2008) dan tiba di kampung halamannya Minggu pagi
(16/11/2008).
"Saya
hanya diantar sampai bandara dan cuma dikasih uang untuk beli tiket,"
katanya, ditemui di bangsal Bedah RSUD Brebes, Minggu (16/11/2008).
Waroah
mengaku hingga kini masih merasakan sakit terutama pada bagian dada dan lengan
akibat disiksa majikan. "Pukulan, tamparan dan tendangan kaki majikan
seperti sudah menjadi sarapan saya setiap hari. Siksan itu sudah terjadi sejak
baru tiga bulan bekerja," jelasnya.
Dia
menuturkan, perilaku majikan saat pertama bekerja masih biasa-biasa saja, namun
menginjak tiga bulan pertama siksaan mulai kerap diterimanya. Bahkan, siksaan
itu hampir setiap hari dilakukan majikan."Saya ditendang, kepala dipukul
dan alat vital saya diremas-remas,"ungkapnya.
Menurut
dia, alasan majikan menyiksa dirinya karena dinilai lambat dan tidak tangkas dalam
bekerja. Padahal, pekerjaan yang dilakukan dirasa sudah cepat dan tepat.
"Saya
sudah berusaha bekerja cepat sesuai permintaan majikan. Tapi, majikan tidak mau
tahu. Karena sudah tidak tahan, saya akhirnya minta pulang," ujar ibu tiga
anak ini.
Waroah
mengaku berangkat ke Arab Saudi pada 10 Desember 2007 melalui PT Bantal
Perkasa, Condet Jakarta Timur. Ia kemudian bekerja di rumah Mahmud Masri, di
Kota Daman, Arab Saudi.
Selain
dianiaya, lanjut dia, gaji selama 11,6 bulan hingga kini belum diterima. Sesuai
perjanjian kerja, Waroah menerima gaji sebesar 600 real/ bulan. Dia hanya
menerima uang 500 real dan tiket pesawat untuk pulang ke Indonesia[2].
Siksaan
yang terjadi terhadap TKW dan TKI di Indonesia itu sudah marak terjadi.
Dimulai dari beberapa tahun yang lalu, para TKW dan TKI Indonesia sudah disiksa
oleh para majikannya. Rata-rata penyiksaan itu terjadi di Negara Arab Saudi,
Malaysia, Hongkong dan Negara lainnya.
Rata-rata
penyiksaan tersebut disebabkan oleh ketidak sabaran majikannya. Penyiksaan tersebut
dilakukan secara bertubi-tubi. Dengan cara menyetrika badannya, menjambak
rambutnya, dipukuli, diperkosa dan penyiksaan lainnya.
Sikap ini
memicu banyak kontrofersi ketidak acuhan pemerintah terhadap kasus TKW ini.
Pemerintah seharusnya dapat menjamin keselamatannya. Mungkin selama ini
pemerintah hanya dapat menampung dan menyediakan tempat TKI/TKW untuk
dipekerjakan diluar negeri. Mungkin sekarang pemerintah juga harus memberikan
penyuluhan kepada tenaga kerja tersebut agar tidak mendapatkan siksaan lagi.
Selain
dari pemerintah, dari tenaga kerja juga harus mengambil tindakan yang tegas.
Jangan hanya ingin mendapatkan uang, mereka harus mendapatkan siksaan. Secara
ekonomi mungkin mereka memang kurang. Tetapi, bila disiksa dengan majikannya,
seharusnya mereka langsung mengundurkan diri. Agar tidak dapat mendapatkan
siksaan yang lebih jauh.
Dalam
kasus pemecahan masalah ini, saya hanya bisa meberikan pendapat. Bila
pemerintah tidak ingin dirisaukan dengan tenaga kerja yang disiksa, pemerintah
dapat membuat lapangan pekerjaan di Indonesia. Atau juga, pemerintahan luar
negeri harus menjamin keselamatan mereka dengan mengadaka perkumpulan para
tenaga kerja setiap 2 bulan sekali, agar pemerintah dapat melihat langsung
kondisi dari tenanga kerja tersebut.
BAB IV
PENUTUP
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Manusia akan merasa menderita jika anda rasakan itu sebuah penderitaan
tetapi jika manuisa itu menjadikan penderitaan sebagai hikmah dan pelajaran
maka manuisa itu tidak akan merasakan suatu penderitaan
Penderitaan termasuk realitas dunia dan manusia. Intensitas penderitaan
manusia bertingkat-tingkat, ada yang berat dan ada juga yang ringan. Namun,
peranan individu juga menentukan berat-tidaknya Intensitas penderitaan. Suatu
perristiwa yang dianggap penderitaan oleh seseorang, belum tentu merupakan
penderitaan bagi orang lain. Dapat pula suatu penderitaan merupakan energi
untuk bangkit bagi seseorang, atau sebagai langkah awal untuk mencapai
kenikmatan dan kebahagiaan.
keinginan adalah sumber penderitaan ketika ia memperbudak kita dan
membuat kita jadi orang lain. membuat kita kehilangan jati diri dan menyakiti diri sendiri.
membuat kita jadi orang lain. membuat kita kehilangan jati diri dan menyakiti diri sendiri.
B.
Saran
1.
Sejalan dengan simpulan diatas
penderitaan tidak bisa hilang selama manusia itu masih hidup tetapi panderitaan
itu bisa dikurangi bahkan bisa sampai tak terasa.
2.
Dari pernyataan diatas penulis
menyarankan bahwa penderitaan itu harus dijadikan sebagai hikmah dan ujian
untuk menaikan tingkat derajat manusia itu sendiri.
3.
Diharapkan kalangan mahasiswa dan
pembaca dapat melakukan penelitian lebih lanjut pada subbab. Mengingat luasnya
pembahasan dalam makalah ini. Sehingga dapat memahami lebih dalam.
DAFTAR
PUSTAKA
- http://kamusbahasaindonesia.org/penderitaan#ixzz1tLXk0tQX
- Sulaeman, m.
munadar, (1995), ilmu pbudaya dasar, bandung: pt aresco.
- http://ippho.com/profil
- Prasetya,
joko tri, dkk, (1998), ilmu
budaya dasar, Jakarta: pt rineka cipta.
- Mustopo,
M. habibi, (1989), ilmu budaya dasar, surabaya: usaha nasional.
- Sockman, Ralph W., (2012), Makna
Penderitaan, http://www.kerygma-online.com/v2/product_info.php?products_id=747&osCsid=e274df21dbf9d1b261581c1e8561967c.
- Alhabsy, (2011), Pengertian
Frustasi, http://id.shvoong.com/writing-and-speaking/presenting/2170412-pengertian-frustasi/#ixzz1tXXId3IU. 07 Juni,
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
silahkan tuangkan komentarmu..... ^_^