1.Kurikulum 1994 dan Suplemen Kurikulum 1999
Kurikulum 1994 bergulir lebih pada upaya memadukan kurikulum-kurikulum sebelumnya. “Jiwanya ingin mengkombinasikan antara Kurikulum 1975 dan Kurikulum 1984, antara pendekatan proses,” kata Mudjito menjelaskan.
Sayang, perpaduan tujuan dan proses belum berhasil. Kritik bertebaran, lantaran beban belajar siswa dinilai terlalu berat. Dari muatan nasional hingga lokal. Materi muatan lokal disesuaikan dengan kebutuhan daerah masing-masing, misalnya bahasa daerah kesenian, keterampilan daerah, dan lain-lain. Berbagai kepentingan kelompok-kelompok masyarakat juga mendesakkan agar isu-isu tertentu masuk dalam kurikulum. Walhasil, Kurikulum 1994 menjelma menjadi kurikulum super padat. Kejatuhan rezim Soeharto pada 1998, diikuti kehadiran Suplemen Kurikulum 1999. Tapi perubahannya lebih pada menambal sejumlah materi.
1994 | Kurikulum 1994 | Kurikulum ini merupakan penyempurnaan dari kurikulum 1984 |
2.Kurikulum 2004
Bahasa kerennya Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK). Setiap pelajaran diurai berdasar kompetensi apakah yang mesti dicapai siswa. Sayangnya, kerancuan muncul bila dikaitkan dengan alat ukur kompetensi siswa, yakni ujian. Ujian akhir sekolah maupun nasional masih berupa soal pilihan ganda. Bila target kompetensi yang ingin dicapai, evaluasinya tentu lebih banyak pada praktik atau soal uraian yang mampu mengukur seberapa besar pemahaman dan kompetensi siswa.
Meski baru diujicobakan, toh di sejumlah sekolah kota-kota di Pulau Jawa, dan kota besar di luar Pulau Jawa telah menerapkan KBK. Hasilnya tak memuaskan. Guru-guru pun tak paham betul apa sebenarnya kompetensi yang diinginkan pembuat kurikulum.
2004 | Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) | Kurikulum ini belum diterapkan di seluruh sekolah di Indonesia. Beberapa sekolah telah dijadikan uji coba dalam rangka proses pengembangan kurikulum ini |
3.KTSP 2006
Awal 2006 ujicoba KBK dihentikan. Muncullah Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Pelajaran KTSP masih tersendat. Tinjauan dari segi isi dan proses pencapaian target kompetensi pelajaran oleh siswa hingga teknis evaluasi tidaklah banyak perbedaan dengan Kurikulum 2004. Perbedaan yang paling menonjol adalah guru lebih diberikan kebebasan untuk merencanakan pembelajaran sesuai dengan lingkungan dan kondisi siswa serta kondisi sekolah berada. Hal ini disebabkan karangka dasar (KD), standar kompetensi lulusan (SKL), standar kompetensi dan kompetensi dasar (SKKD) setiap mata pelajaran untuk setiap satuan pendidikan telah ditetapkan oleh Departemen Pendidikan Nasional. Jadi pengambangan perangkat pembelajaran, seperti silabus dan sistem penilaian merupakan kewenangan satuan pendidikan (sekolah) dibawah koordinasi dan supervisi pemerintah Kabupaten/Kota. (TIAR)
2008 | Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) | KBK sering disebut sebagai jiwa KTSP, karena KTSP sesungguhnya telah mengadopsi KBK. Kurikukulum ini dikembangkan oleh BSNP (Badan Standar Nasional Pendidikan). |
1. Kurikulum 1994.
Kurikulum 1994 dibuat sebagai penyempurnaan kurikulum 1984 dan dilaksanakan sesuaidengan UU no. 2 tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Hal ini berdampak pada sistem pembagian waktu pelajaran, yaitu dengan mengubah dari sistem semester kesistem Nasional caturwulan. Dengan sistem caturwulan yang pembagiannya dalam satutahun menjadi tiga tahap diharapkan dapat memberi kesempatan bagi siswa untuk dapatmenerima materi pelajaran cukup banyak.Terdapat ciri-ciri yang menonjol dari pemberlakuan kurikulum 1994, diantaranya sebagai berikut :
- Pembagian tahapan pelajaran di sekolah dengan sistem caturwulan
- Pembelajaran di sekolah lebih menekankan materi pelajaran yang cukup padat(berorientasi kepada materi pelajaran/isi)
- Kurikulum 1994 bersifat populis, yaitu yang memberlakukan satu sistem kurikulumuntuk semua siswa di seluruh Indonesia. Kurikulum ini bersifat kurikulum inti sehinggadaerah yang khusus dapat disesuaikan dengan mengembangkan pengajaran sendirilingkungan dan kebutuhan masyarakat sekitar.
- Dalam pelaksanaan kegiatan, guru hendaknya memilih dan menggunakan strategi yangmelibatkan siswa aktif dalam belajar, baik secara mental, fisik, dan sosial. Dalammengaktifkan siswa guru dapat memberikan bentuk soal yang mengarah kepada jawabankonvergen, divergen (terbuka, dimungkinkan lebih dari satu jawaban), dan penyelidikan.
- Dalam pengajaran suatu mata pelajaran hendaknya disesuaikan dengan kekhasankonsep/pokok bahasan dan perkembangan berpikir siswa, sehingga diharapkan akanterdapat keserasian antara pengajaran yang menekankan pada pemahaman konsep dan pengajaran yang menekankan keterampilan menyelesaikan soal dan pemecahan masalah.
- Pengajaran dari hal yang konkrit ke hal yang abstrak, dari hal yang mudah ke hal yangsulit, dan dari hal yang sederhana ke hal yang komplek
- Pengulangan-pengulangan materi yang dianggap sulit perlu dilakukan untuk pemantapan pemahaman siswa.
>>Kelebihan :
Dengan memperhatikan tahap perkembangan siswa dan kesesuaian denganlingkungan memungkinkan siswa belajar lebih mudah yaitu dengan cara belajar padalingkungan yang ada disekitar siswa. Pendidikannya juga menggunakan metode inquiri yang menurut saya sangat baik dalammelatih siswa guna memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari ini erat kaitannyadengan penggunaan konsep dasar ilmu social.
>>Kekurangan :
Karena kurikulum ini menggunakan lingkungan sekitar dalam pembelajarannya maka dikawatirkan ketika terjadi perubahan yang signifikan padalingkungan akan mengubah siswa akan apa orientasi yang dipelajari. Selain itu pelajaranIPS pada kurikulum ini dikemas secara terpisah misalnya yang pelajaran geografi,ekonomi, sosiologi, antropologi dan sejarah hal ini dapat menjadikan peserta didik mengalami kesulitan dalam memproses pemrolehannya karena cakupan materi IPS.
7. Kurikulum 2004.
Merupakan kurikulum yang berorientasi pada hasil belajar, penyampaian dalam pembelajaran menggunakan pendekatan dan metode yang bervariasi, menekankan padaketercapaian kompetensi siswa baik secara individual atau klasikal, sumber belajar bukanhanya guru, penilaian menekankan pada proses dan hasil belajar dalam upaya penguasaanatau pencapaian suatu kompetensi.Untuk mata pelajaran IPS dan PKn di integrasikankembali menjadi satu.
>>Kelebihan :
Menurut saya dengan menggunakan metode dan model yang bervariasi dapatmembuat anak menikmati proses pembelajaran tanpa merasakan kejenuhan. Sehinggahasil belajar pun dapat diperoleh secara bervariasi sesuai dengan kemampuan anak didik.
>>Kekurangan :
Pada kurikulum ini pelajaran PKn dan IPS disajikan dalam satu mata pelajaran, keterpaduan antara muatan pengetahuan yang menekankan peserta didik pada pendidikan moral juga social yang kurang terfokus satu sama lain hal ini akan membuat peserta didik kurang memahami pelajaran tersebut ketika keduanya diberikan secaraterpisah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
silahkan tuangkan komentarmu..... ^_^