BAB I
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
- Latar Belakang
Pada tahap awal perkembangannya, pembelajaran
quantum dimaksudkan untuk membantu meningkatakan keberhasilan hidup dan karier
para remaja di rumah ; tidak di maksudkan sebagai metode dan strategi
pembelajaran untuk mencapai keberhasilan lebih tinggi di sekolah. Hal ini
menunjukan bahwa sebenarnya pembelajaran quantum merupakan falsafah dan
metodologi pembelajaran yang bersifat umum, tidak secara khusus diperuntukan
bagi pembelajaran di sekolah.
- Rumusan Masalah
Sejalan dengan itu, makalah ini
mencoba memaparkan ihwal pembelajaran quantum secara relatif utuh dan lengkap
agar kita dapat mengenalinya lebih baik dan mampu menempatkannya secara
proporsional di antara pelbagai falsafah dan metodologi pembelajaran lainnya
yang sekarang juga berkembang dan populer di Indonesia. Secara berturut-turut,
tulisan ini memaparkan:
- Sejarah pembelajaran quantum
- Pengertian Quantum Learning
- Metode Quantum Learning
- Arti Quantum Teaching
- Prinsip-Prinsip Quantum Teaching
- Model Quantum Teaching
- Sintaks Pembelajaran Quantum Teaching
- Perbedaan Quantum Teaching dan Quantum Learning
BAB II
PEMBAHASAN
PEMBAHASAN
A. Sejarah
Pembelajaran Quantum
Tokoh utama di balik pembelajaran kuantum adalah Bobbi
DePorter, seorang ibu rumah tangga yang kemudian terjun di bidang bisnis
properti dan keuangan, dan setelah semua bisnisnya bangkrut akhirnya menggeluti
bidang pembelajaran. Dialah perintis, pencetus, dan pengembang utama
pembelajaran kuantum. Semenjak tahun 1982 DePorter mematangkan dan
mengembangkan gagasan pembelajaran kuantum di SuperCamp, sebuah lembaga
pembelajaran yang terletak Kirkwood Meadows, Negara Bagian California, Amerika
Serikat. SuperCamp sendiri didirikan atau dilahirkan oleh Learning Forum,
sebuah perusahahan yang memusatkan perhatian pada hal-ihwal pembelajaran guna
pengembanga potensi diri manusia. Dengan dibantu oleh teman-temannya, terutama
Eric Jansen, Greg Simmons, Mike Hernacki, Mark Reardon, dan Sarah
Singer-Nourie, DePorter secara terprogram dan terencana mengujicobakan
gagasan-gagasan pembelajaran kuantum kepada para remaja di SuperCamp selama
tahun-tahun awal dasawarsa 1980-an. Dia belajar dari Dr. Georgi Lozanov,
seorang pendidik berkebangsaan bulgaria yang bereksperimen dengan apa yang
disebutnya sebagai “Suggestology” atau “Suggestopedia “.prinsipnya adalah bahwa
Sugesti dapat dan pasti mempengaruhi hasil situasi belajar, dan setiap detail
apapun dapat memberikan sugesti positif ataupun negatif. Istilah lain dari
suggestology adalah accelerated learning ( pemercepatan belajar). Demikianlah,
metode pembelajaran kuantum merambah berbagai tempat dan bidang kegiatan
manusia, mulai lingkungan pengasuhan di rumah (parenting), lingkungan bisnis,
lingkungan perusahaan, sampai dengan lingkungan kelas (sekolah). Hal ini
menunjukkan bahwa sebenarnya pembelajaran kuantum merupakan falsafah dan
metodologi pembelajaran yang bersifat umum, tidak secara khusus diperuntukkan
bagi pengajaran di sekolah.judul pada makalah ini “ model dan strategi
pembelajaran quantum learning”.
- Pengertian Quantum Learning
Quantum learning adalah seperangkat metode dan falsafah
belajar yang terbukti efektif untuk semua umur. Quantum learning berakar dari
upaya Dr. georgi Lozanov, seoran pendidik berkebangsaan Bulgaria yang
bereksperimen dengan apa yang disebutkan sebagai “suggestology” . prinsipnya
adalah bahwa sugesti dapat dan pasti mempengaruhi hasil situasi belajar, dan
setiap detail apa pun memberikan sugesti positif ataupun negatif.
Beberapa teknik yang digunakannya untuk memeberikan sugesti
positif adalah mendudukkan murid secara nyaman, memasang music latar di dalam
kelas, meningkatkan partisipasi individu, menggunakan poster-poster untuk
memberi kesan besar sambil menonjolkan informasi, dan menyediakan guru-guru
yang terlatik baik dalam seni mengajaran sugestif.
Quantum learning mencakup aspek-aspek penting dalam program
neurolinguistik (NLP), yaitu suatu penelitian tentang bagaimana otak mengatur
informasi. Program ini meneliti hubungan antara bahasa dan perilaku dan dapat
digunakan untuk menciptakan jalinan pengertian antara siswa dan guru. Para
pendidik dengna pengetahuan NLP mengetahui bagaimana menggunakan bahasa yang
positif untuk meningkatkan tindakan-tindakan positif, factor penting untk
merangsang fungsi otak yang paling efektif. Semua ini dapat pula menunjukkan
dan menciptakan gaya belajar terbaik dari setiap orang, dan menciptakan
“pegangan” dari saat-saat keberhasilan yang menyakinkan. Jadi, quantum learning
sebagai “interaksi-interaksi yang mengubah energy menjadi cahaya”
- Metode Quantum Learning
Metode
yang diterapkan dalam quantum learning antara lain:
a. Menata Pentas: Lingkungan Belajar yang Tepat
Ciptakan
lingkuangan yang optimal, baik secara fisik maupun mental. Bagi quantum,
factor-faktor lingkunagn sama dengan penataan yang dilakukan oelah kru
panggung. Cara menata perabotan, music yang dipasang, penataan cahaya, dan
lain-lain. Jika ditata dengan baik, lingkungan belajar dapat menjadi sarana
yang bernilai dalam membangun dan mempertahankan sikap positif. Dengan mengatur
lingkungan belajar, hal itu merupakan langkah pertama yang efektif untuk
mengatru pengalaman belajar secara keseluruhan.
Untuk
menata atau mengatur lingkungan belajar yang ideal, antara lain:
- Lingkungan mikro: tempat untuk bekerja atau berkreasi. Dalam hal ini, Anda akan belajar tentang cara menerima, menyerap, dan mengolah informasi yaitu gaya belajar setiap orang. Hal lain dari gaya belajar ini adalah bagaimana cahaya, music, dan desain ruangan mempengaruhi proses belajar. Tujuannya adalah untuk menciptakan suasana yang menimbulkan kenyamanan dan rasa santai karena dalam keadaan santai inilah settaipa orang dapat berkonsentrasi dengan sangat baik dan mampu belajar dengan sangat mudah.
- Iringan music: kunci menuju quantum learning. Alasan kenapa music sangat penting untuk lingkungan Quantum Learning adalah karena music sebenarnya berhubungan dan mempengaruhi kondisi fisiologis seseorang.
- Ikuti tanda-tanda positif: “Pemacu Semangat”, sertifikat dan pengahragaan yang telah diterima, dukungan “Saat Puncak”, catatan, hadiah, kartu penghargaan diri, dll. Kalimat-kalimat positif yang tergantung di dinding menjadi pengingat abadi akan potensi dna kelebihan Anda. Contoh: “Apa pun yang dapt Anda lakukan atau ingin Anda lakukan, mulailah. Keberanian memiliki kecerdasa, kekuatan, dan keajaiban di dalamnya.”
- Lingkunagn makro: dunia yang luas. Maksudnya, ketika kita telah memiliki lingkungan belajar yang nyaman, maka kita telah memiliki lingkar yang kuat dalam memperluas zona belajar menuju lingkungan makro/dunia luar.
b.
Memupuk sikap juara: apa yang akan Anda lakukan jika Anda tahu Anda tak mungkin
gagal?
Berpikir seperti seorang juara membuat Anda menjadi juara. Itulah pentingnya mengetahuai bagaimana memupuk sikap juara. Sikap positf seperti itulah yang merupakan aset terpenting dalam proses belajar. Pastikan untuk mempunyai sikap posifit, dan segalanya akan segera berubah.
Berpikir seperti seorang juara membuat Anda menjadi juara. Itulah pentingnya mengetahuai bagaimana memupuk sikap juara. Sikap positf seperti itulah yang merupakan aset terpenting dalam proses belajar. Pastikan untuk mempunyai sikap posifit, dan segalanya akan segera berubah.
c.
Menemukan gaya belajar
Cara belajar Anda adalah kombinasi dari bagaimana Anda menyerap,lalu mengatur, dan mengolah informasi.
Cara belajar Anda adalah kombinasi dari bagaimana Anda menyerap,lalu mengatur, dan mengolah informasi.
d.
Teknik mencatat
Kiat-kiat membuat catatan:
Kiat-kiat membuat catatan:
- Mendengarkan dengan seksama/aktif
- Memperhatikan secara aktif
- Partisipasi
- Tinjauan awal
- Membuat yang auditorial menjadi visual
- Membuat pengulangan itu mudah
Menggunakan
peta pikiran juga bisa digunakan dalam teknik mencatat. Manfaat yang dari peta
pikiran ini adalah:
- Fleksibel
- Dapat memusatkan perhatian
- Meningkatkan pemahaman
- Menyenangkan
- Arti Quantum Teaching
Menurut De porter. B (2004), kata
quantum berarti interaksi antara paket-paket energi dalam energi foton yang
terquantisasi, sedangkan quantum teaching dalam pembelajaran merupakan
interaksi yang terjadi di dalam kelas antara siswa dengan lingkungan belajar
yang efektif. Dalam quantum teaching bersandar pada konsep ‘bawalah dunia
mereka ke dunia kita, dan antarkan dunia kita ke dunia mereka’. Hal ini menunjukkan,
betapa pengajaran dengan quantum teaching tidak hanya menawarkan materi yang
mesti dipelajari siswa. Tetapi jauh dari itu, siswa juga diajarkan bagaimana
menciptakan hubungan emosional yang baik dalam dan ketika belajar.
Dengan quantum teaching kita dapat
mengajar dengan memfungsikan kedua belahan otak kiri dan otak kanan pada
fungsinya masing-masing. Otak kiri menangani angka, susunan, logika,
organisasi, dan pemikiran rasional dengan pertimbangan yang deduktif dan
analitis. sedangkan otak kanan mengurusi masalah pemikiran yang abstrak dengan
penuh imajinasi. Misalnya warna, ritme, musik, dan proses pemikiran lain yang
memerlukan kreativitas, orisinil, daya cipta dan bakat artistik (De porter. B,
2004).
- Prinsip-Prinsip Quantum Teaching
Menurut De porter. B (2004), prinsip-prinsip quantum
teaching adalah struktur chort dasar dari simfoni. Prinsip-prinsip tersebut
adalah:
·
Segalanya berbicara;
- Segalanya bertujuan;
- Pengalaman sebelum pemberian nama;
- Akui setiap usaha; dan
- Jika layak dipelajari, maka layak pula dirayakan.
Dengan demikian, segalanya berbicara seperti yang ada
dari lingkungan kelas dan bahasa tubuh, serta rancangan pembelajaran, semuanya
mengirim pesan tentang belajar. Sedangkan segalanya bertujuan dapat digambarkan
melalui segala sesuatu yang terjadi dalam proses belajar mengajar memiliki
tujuan tertentu. Oleh karena itu, proses belajar paling baik terjadi ketika
siswa telah mengalami informasi sebelum mereka memperoleh nama untuk yang
mereka pelajari.
Belajar pada hakikatnya mengandung
konsekuensi ketika peserta didik mulai melangkah untuk belajar yang
bagaimanapun untuk setiap usaha dan pekerjaan untuk belajar yang dilakukan
selalu dianggap perlu dan akan berpengaruh terhadap hasil pekerjaan yang lebih
baik, maka pengakuan dari setiap usaha akan berperan menciptakan perasaan
nyaman dan percaya diri, serta dapat menciptakan lingkungan paling baik untuk
membantu mengubah diri menuju arah yang diinginkan. Pengakuan tersebut akan
lebih lengkap dengan dibuktikan melalui sebuah perayaan sebab perayaan
merupakan ungkapan kegembiraan atas keberhasilan yang diperoleh dan juga dengan
perayaan akan memberikan umpan balik mengenai kemajuaan dan akan meningkatkan
asosiasi emosi positif dengan belajar (De porter B, 2003).
- Model Quantum Teaching
Menurut De porter, B (2004), quantum teaching mempunyai
dua bagian penting yaitu dalam seksi konteks dan dalam seksi isi. Dalam seksi
konteks, akan menemukan semua bagian yang dibutuhkan untuk mengubah: suasana
yang memberdayakan, landasan yang kukuh, lingkungan yang mendukung, dan
rancangan belajar yang dinamis. Sedangkan dalam seksi isi, akan menemukan
keterampailan penyampaian untuk kurikulum apapun, disamping strategi yang
dibutuhkan siswa untuk bertanggung jawab atas apa yang mereka pelajari:
penyanjian yang prima, fasilitas yang luwes, keterampilan belajar untuk
belajar, dan keterampilan hidup.
- Sintaks Pembelajaran Quantum Teaching
Sintaks pembelajaran quantum teaching adalah
tumbuhkan, alami, namai, demostrasikan, ulangi dan rayakan (TANDUR). Adapun
maksudnya adalah:
1. Menumbuhkan
minat dengan memuaskan “apakah manfaatnya bagiku (pelajar)” dan memanfaatkan
kehidupan pelajar;
- Menciptakan atau mendatangkan pengalaman umum yang dapat dimengerti oleh semua pelajar;
- Menamai kegiatan yang akan dilakukan selama proses belajar mengajar dengan menyediakan kata kunci, konser, model, rumus, strategi, sebuah “masukan”;
- Menyediakan kesempatan bagi pelajar untuk menunjukkan (mendemonstrasikan) bahwa mereka tahu;
- Menunjuk beberapa pelajar untuk mengulangi materi dan menegaskan “aku tahu bahwa aku memang tahu ini”;
- Merayakan atas keberhasilan yang sudah dilakukan oleh pelajar sebagai pengakuan untuk penyelesaian, partisipasi, dan pemerolehan keterampilan dan ilmu pengetahuan (De porter B, 2003).
- Perbedaan Quantum Teaching dan Quantum Learning
Quantum Teaching dan Quantum
Learning merupakan model pembelajaran yang sama-sama dikemas Bobbi DePorter
yang diilhami dari konsep kepramukaan, sugestopedia, dan belajar melalui
berbuat. Quantum Teaching diarahkan untuk proses pembelajaran guru saat berada
di kelas, berhadapan dengan siswa, merencanakan pembelajaran, dan
mengevaluasinya. Pola Quantum Teaching terangkum dalam konsep TANDUR, yakni
Tumbuhkan, Alami, Namai, Demonstrasikan, Ulangi, dan Rayakan. Sementara itu,
Quantum Learning merupakan konsep untuk pembelajar agar dapat menyerap fakta,
konsep, prosedur, dan prinsip sebuah ilmu dengan cara cepat, menyenangkan, dan
berkesan. Jadi, Quantum Teaching diperuntukkan guru dan Quantum Learning
diperuntukkan siswa atau masyarakat umum sebagai pembelajar. Sebagai guru, Ibu
tentunya perlu mendalami keduanya agar bisa menyerap konsep secara utuh dan
terintegrasi.
Dalam Quantum Teaching, guru sangat
diharapkan sebagai aktor yang mampu memainkan berbagai gaya belajar anak,
mengorkestrakan kelas, menghipnotis kelas dengan daya tarik, dan menguatkan
konsep ke dalam diri anak. Prinsipnya, bawalah dunia guru ke dunia siswa dan
ajaklah siswa ke dunia guru. Dalam Quantum Teaching, tidak ada siswa yang
bodoh, yang ada adalah siswa yang belum berkembang karena titik sentuhnya belum
cocok dengan titik sentuh yang diberikan guru. Berarti, guru perlu penyesuaian
sesuai dengan kondisi siswa dengan berpedoman pada segalanya bertujuan,
segalanya berbicara, mengalami sebelum pemberian nama, akui setiap usaha, dan
rayakan.
Quantum Learning merupakan strategi
belajar yang bisa digunakan oleh siapa saja selain sisiwa dan guru karena
memberikan gambaran untuk mendalami apa saja dengan cara mantap dan berkesan.
Caranya, seorang pembelajar harus mengetahui terlebih dahulu gaya belajar, gaya
berpikir, dan situasi dirinya. Dengan begitu, pembelajar akan dengan cepat
mendalami sesuatu. Banyak orang yang telah merasakan hasilnya setelah mengkaji
sesuatu dengan cara Quantum Learning. Segalanya dapat dengan mudah, cepat, dan
mantap dikaji dan didalami dengan suasana yang menyenangkanTeaching dan
Learning merupakan model pembelajaran yang sama-sama dikemas Bobbi DePorter
yang diilhami dari konsep kepramukaan, sugestopedia, dan belajar melalui
berbuat.
1) Teaching diarahkan untuk proses pembelajaran guru saat
berada di kelas, berhadapan dengan siswa, merencanakan pembelajaran, dan
mengevaluasinya. Pola Teaching terangkum dalam konsep TANDUR, yakni Tumbuhkan,
Alami, Namai, Demonstrasikan, Ulangi, dan Rayakan.
2) Learning merupakan konsep untuk pembelajar agar dapat
menyerap fakta, konsep, prosedur, dan prinsip sebuah ilmu dengan cara cepat,
menyenangkan, dan berkesan.Pola Teaching terangkum dalam konsep AMBAK yakni Apa
Manfaatnya Bagiku
Jadi, Teaching diperuntukkan guru
dan Learning diperuntukkan siswa atau masyarakat umum sebagai pembelajar
BAB III
PENUTUP
PENUTUP
- Kesimpulan
Berdasarkan paparan di atas dapat
diketahui bahwa pembelajaran kuantum merupakan sebuah falsafah dan metodologi
pembelajaran yang umum yang dapat diterapkan baik di dalam lingkungan bisnis,
lingkungan rumah, lingkungan perusahanan, maupun di dalam lingkungan sekolah
(pengajaran). Secara konseptual, falsafah dan metodologi pembelajaran kuantum
membawa angin segar bagi dunia pembelajaran di Indonesia sebab karakteristik,
prinsip-prinsip, dan pandangan-pandangannya jauh lebih menyegarkan daripada
falsafah dan metodologi pembelajaran yang sudah ada (yang dominan watak
behavioristis dan rasionalisme Cartesiannya). Meskipun demikian, secara nyata,
keterandalan dan kebaikan falsafah dan metodologi pembelajaran kuantum ini
masih perlu diuji dan dikaji lebih lanjut. Lebih-lebih kemungkinan penerapannya
dalam lingkungan Indonesia baik lingkungan rumah, lingkungan perusahaan,
lingkungan bisnis maupun lingkungan kelas/sekolah (baca: pengajaran). Khusus
penerapannya di lingkungan kelas menuntut perubahan pola berpikir para
pelaksana pengajaran, budaya pengajaran dan pendidikan, dan struktur organisasi
sekolah dan struktur pembelajaran. Jika perubahan-perubahan tersebut dapat dilakukan
niscaya pembelajaran kuantum dapat dilaksanakan dengan hasil yang optimal.
- Saran-saran
Demikian makalah ini penulis
sampaikan. Penulis sadar bahwasanya makalah ini jauh dari kesempurnaan maka
dari itu penulis menerima kritik dan saran untuk kesempurnaan makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA
De Porter, Bobbi. 2009. Quantum Learning. Bandung: KAIFA
LEARNING
DePorter, Bobbi and Mike Hernacki, Quantum Learning, New
York: Dell Publishing, 2001
http://id.shvoong.com/social-sciences/education/2323061-quantum-learning/
Sumber: Fajar Utama’s Blog
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
silahkan tuangkan komentarmu..... ^_^